Mohon tunggu...
Travel Story

Manado Borgo, Berhidung Mancung

27 September 2015   09:19 Diperbarui: 4 April 2017   16:55 3238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Adapun komunitas kaum Borgo, Burger’s atau Mardika di kota Manado, Sulawesi Utara, dipadang begitu istimewa. Hingga tahun 80-an keistimewaan itu masih sangat terasa. Saya -selain berikatan- punya beberapa teman sekolah dari keturunan kaum Borgo. Mereka dikenal sebagai penduduk Manado sentra, kebanyakan tinggal di Kampung Kodo, Mahakeret Barat sepanjang Jalan Garuda hingga Pondol. Komunitas kaum Borgo awal tersebar di Sindulang dan sekitarnya dan beberapa wilayah lain karena sudah kawin-mawin dengan berbagai etnis yang sudah menetap di Manado.

Beberapa teman yang lain dari etnis Minahasa juga berkisah, kaum Borgo adalah keturunan Portugis/Spanyol dan Minahasa, hampir sama dengan orang Indo yang dikenal sebagai keturunan Belanda-Minahasa. Baik orang Borgo maupun Indo dianggap ’bibit unggul’ orang Manado, pembauran gen Portugis, Belanda, Minahasa. Baik pria maupun wanita tampak ideal dan dianggap memiliki keistimewaan tersendiri. Secara fisik bertubuh tinggi dan semampai, prianya genteng dan wanitanya cantik-cantik. Hidung mereka umumnya mancung, berkulit putih, serta berambut agak pirang.

Walaupun sudah hidup terpencar-pencar, komunitas kaum Borgo di Manado enggan membentuk komunitas dan kemudian menamakan Kampung Borgo seperti di Tanawangko, Minahasa. Tetapi belum dapat dipastikan apakah kaum Borgo di Manado ada kaitannya dengan kaum Borgo di Italia. Sebab di Italia ada sebuah area perdagangan yang disebut Mercatale dan dalam perkembangan selanjutnya lokasi itu diberi nama Borgo Maggiore. Selain sebagai wilayah perdagangan, pemerintah dan penduduk setempat juga membangun sebuah taman kota yang sejuk dan diberi nama Piazza Grande. Hingga sekarang Borgo Maggiore dikenal sebagai kota perdagangan terpenting di San Marino.

Komunitas kaum Borgo di Sindulang menyimpan kisah mengenai kehadiran mereka sebagai keturunan kaum Borgo. Para tokoh kaum Borgo di Sindulang memahami bahwa tekstur keasalan kaum ini sebagai Indo versi Manado, Borgo sipil dan melekat kuat dengan Bawontehu; eksistensi kaum Borgo harus dibedakan dengan Mardijkers sebagai orang (Portugis) yang dimerdekakan Belanda dari tawanan melalui sebuah perjanjian tahun 1661 dengan syarat mereka harus pindah agama dari Katholik menjadi Protestan dan harus menggunakan bahasa Belanda bukan Bahasa Portugis.

Jadi, komunitas Borgo di Manado dari Ternate yang dibawa Portugis-Spanyol dapat dimasukan ke dalam kategori Mardijkers. Setelah cukup lama berada di benteng Manado, komunitas ini lalu bersosialisasi dengan masyarakat Minahasa pada sejumlah wilayah dan akhirnya terjadi kawin-mawin lalu beranak-pinak. Ketika mereka berdomisili di dalam kota disebut Burgher, sementara hasil kawin-mawin yang menjadi keturunan kawin campur yang tinggal di luar benteng dengan status sipil disebut sebagai Borgo, Inlandsche Burgher.

Adapun perkampungan kaum Borgo yang paling tua di Manado adalah Sindulang sekaligus merupakan pusat pemerintahan Balak Manado waktu itu, sedangkan di Amurang ada kampung Sindulang yang berlokasi di Uwuran Dua dekat benteng Portugis, kemudian juga di Kema. Komunitas kaum Borgo di Jalan Garuda dan Pondol merupakan pindahan dari Pondol, Sindulang Uwuran Dua, dan tentunya dari Kema (dengan bahasa Melayu Manado yang sudah terpengaruh dengan dialek Tonsea). Dalam perkembangan kemudian, area bersosialisasi terus meluas hingga ke pulau Siau (Kabupaten Sitaro - Provinsi Sulawesi Utara), dengan adanya bukti bahwa di Siau ada marga Pare(i)ra.

Oleh sebab itu kaum Borgo di Manado merupakan sebuah komunitas silang gen dan budaya. Sebagai komunitas silang gen dan budaya, kaum Borgo bukan hanya persilangan Portugis-Spanyol-Minahasa, melainkan ada kaitannya dengan Protugis-Ternate dan juga Portugis-Sangihe (Siau). Khusus di Pulau Siau, yang disebutkan terakhir cenderung tidak dimasukan dalam kategori sebagai komunitas kaum Borgo. Pada keturunan kaum Borgo dalam kategori Inlandsche Burgher akan didapat marga-marga seperti Waterkamp, Heydemans, Tamara, Lopulalan, Parera, Lantu, Hermanus, Andries, Bernadus, Kristofel, Paulus, Golioth, dan masih banyak lagi.

Jadi kaum Borgo Mardika awalnya merupakan sebuah komunitas orang Portugis asli, Portugis peranakan dan campuran dengan Ternate dan sebagainya pada waktu itu banyak yang didatangkan ke Manado. Setelah Belanda berkuasa di Ternate, komunitas ini mengabdi bekerja kepada Belanda. Status mereka sebagai tentara tetapi tugasnya hanya pada tingkatan sebagai pesuruh. Sementara komunitas kaum Borgo di Manado atau Indo Manado disebut Burger’s, yang berarti sipil. Mereka dipandang istimewa, sehinga pada akhirnya banyak penduduk Minahasa masuk menjadi bagian dari komunitas ini. Di jaman kolonial komunitas Borgo dibebaskan dari membayar pajak.

Orang-orang dari kaum Borgo juga mendapatkan tanah di Amurang tahun 1846. Sebidang tanah itu dijadikan lokasi voor de burgerkamp atau lokasi untuk pemukiman. Begitu juga di di Tanawangko dan beberapa tempat lainnya. Khusus di Kota Manado, keturunan kaum Borgo menetap di seputar Mahakeret Barat di ruas jalan Garuda sekarang, Pondol, Sindulang dan beberapa wilayah lainnya. Dalam catatan Nicolaas Graafland yang dikutip Wenas (2007) orang Borgo di Manado pada tahun 1898 mencapai 1.568 jiwa. Jumlah yang paling banyak setelah orang Cina sebanyak 2.252 jiwa.

Sekitar pelabuhan Manado kini bukan lagi tempat domisili komunitas Borgo. Terkait dengan penulisan judul ini saya beberapa kali datang ke perkampungan di Jalan Garuda dan sekitarnya, yang juga merupakan kompleks tempat tinggal orang Borgo. Hingga kini keturunan asli Borgo masih berdomisili di sana. Sementara di Sindulang terus beranak-pinak, bertambah dari masa ke masa.*

(Ein A. Gilinga, Manadoners & pegiat budaya dari Komunitas Bawontehu-Manado Tua)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun