Cerpen | Putri yang Tak Pernah Mandi

Kalau diperhatikan dari jauh dan dekat, nggak ada yang aneh dengan penampilan Putri alias Puput. Dia adalah cewek ABG kebanyakan. Selalu mengikuti jaman dan nggak punya kekurangan secara fisik di tubuhnya.

Puput juga punya banyak temen, baik yang seumuran maupun yang lebih tua darinya. Dari tukang kebun sampai guru TK yang satu kompleks dengan SMA-nya kenal baik dengan cewek rambut pendek itu. Mereka semua mau berteman dengan Putri tanpa ada alasan khusus atau pamrih. Pokoknya berteman mah berteman aja deh...

Tapi, cuman sedikit dari mereka yang tahu kalau Putri ini punya kebiasaan yang boleh dibilang jelek. Nggak baik diikuti.

Kebiasaan itu sudah ia jalani sejak SMP kelas tiga alias kelas delapan. Tepatnya ketika dia benar-benar dianggap dewasa oleh Papa Mamanya. Jadi, nggak harus selalu dikontrol. Mereka sudah mempercayai seluruh hidup Putri kepada Putri sendiri. Makanya dia pun mendapat kamar sendiri di tingkat dua rumahnya. Di kamar itu sudah ada fasilitasnya sendiri termasuk kamar mandi di dalam.

Naaaa..., karena kamar mandi ada di dalam, jadi nggak pernah ada yang tahu tuh apakah Puput rajin mandi atau nggak. Kan pada jam-jam dia harus keluar kamar sudah terlihat bersih dan wangi. Nggak ada yang bisa memastikan bener apa nggak, sudah atau belum Puput membersihkan badan alias mandi itu.

Itu letak permasalahannya.

Putri mengaku kepada teman dekatnya kalau sejak punya kamar pribadi itu, dia nggak pernah mandi lagi. Alasannya karena males aja. Apalagi kalo pas lagi enak-enaknya tidur, tapi  harus bangun lebih awal karena nyiapin mandi itu. Kan mending cuci muka saja, gosok gigi, udah deh.... Tinggal pakai seragam, tersenyum manis, beres.

Yah, paling 1-2 minggu sekali rambut pendeknya itu terlihat basah. Bukan karena keringat atau kehujanan. Tapi, beneran karena ia basahi alias keramas.

Kalau ditanya apa nggak takut kebauan badan karena jarang mandi itu, Putri punya jawbannya, "Badan gua ini termasuk yang nggak gampang mengeluarkan bau yang aneh-aneh. Bahkan kalau berkeringat. Jadi, ya tenang saja lagi..."

Ckckck...