Mohon tunggu...
BSMM BSMM
BSMM BSMM Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Pekerja.!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Jalan Kawan, Sahabat, Saudara dan Guru

12 Juli 2011   08:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13104593311165409285

[caption id="attachment_122220" align="aligncenter" width="720" caption="Pak Roni tampil di acara ulang tahu sekolah."][/caption]

Senin, 11 Juli 2011, handphoneku berdering dengan kabar duka. Pesan singkat terus berdatangan. Pesan – pesan itu menyampaikan bahwa Guru kami tercinta telah tiada. Aku tak percaya engkau telah pergi Guru. Engkau adalah sosok seorang teman, sahabat, keluarga, dan Guru bagi kami yang merindukan kesederhanaanmu.

Guru dan teman kami, Bapak Atria RonStones Rumecky , kami tidak menyangka bahwa hari pertama masuk sekolah itu adalah hari terakhirmu mengikuti upacara pengibaran bendera Merah Putih. Engkau meminta untuk pulang terlebih dahulu sebelum jam pelajaran usai, dan ternyata engkau pulang kerumah-Nya. (Salah satu Murid yang masih sekolah)

Bapak dan temanku, orang – orang yang mencintaimu berduka, Aku melihat titisan airmata diwajah Ibu Guru yang biasa duduk disamping meja kerjamu, muridmu yang biasa kau panggil dengan sebutan “bli” walaupun bukan orang Bali. Mereka berduka, Pak. Bahkan Aku mendengarkan cerita – ceita anak didikmu, dan teman seprofesimu (Guru) yang mengatakan bahwa engkau itu Guru “Asyik, enak diajak ngobrol, Gaul dan tanpa sekat.” Ya, Aku banyak mendengar sanjungan untukmu, Pak. Engkau memang guru yang luar biasa. Penikmat lagu Rolling Stones, bernyanyi setiap ada acara sekolah, memakai sepatu cat, berpakaian seperti pelaku seni yang sederhana. Ah itulah engkau sahabat. Menceritakan engkau tiada habisnya, walaupun engkau guru baru tapi engkau mampu beradaptasi dengan siapapun, dan termasuk Aku.

Guru, hari ini Aku dan sahabat - sahabat Alumni 2010/2011 mendatangi rumahmu. Kami bertemu dengan istri dan keluargamu. Aku bahkan tak sanggup mendengar ketika teman hidupmu itu menceritakan bahwa engkau telah lama sakit. Aku tak percaya karena pada saat pengambilan ijazah itu engkau terlihat sumringah, dan ternyata engkau menyembunyikan itu, Pak. Aku mengambil pelajaran penting dari cerita teman hidupmu itu. Kau memang luar biasa, hidupmu tidak menyusahkan orang lain, Pak. Anda isnpirasi kami. Aku tidak akan lupa dengan pesanmu.

“Menjadi pelaku seni itu jangan takut tidak makan”.

Ya, Aku masih ingat dengan kata – kata itu Pak. Dan setelah kusambangi rumahmu, engkau adalah orang yang sangat sederhana. Tinggal dirumah sederhana dan hdiup sederhana tapi selalu tersenyum ketika bertemu siapapun. Ah… Aku masih ingat ketika Aku pura – pura sakit dan meminta izin pulang karena pikiranku sangat penat, dan engkau tahu itu, Pak. Engkau hanya tersenyum dengan kepura – puraanku itu.

Guru dan sahabat, walaupun statusmu hanya guru honorer tapi engkau mengajar dengan kedamaian. Kebebasan berekspresi engkau utamakan, pengembangan bakat adalah tujuanmu.

Engkau adalah seorang pelaku seni, hidup dengan sederhana dan menganggap kami adalah teman dan sahabat yang baik. Kau dengarkan cerita dan keluhan kami walaupun engkau tak bisa berbuat apa – apa tapi setidaknya engkau memberikan solusi bagi kami, dan itu Aku rasakan, Pak.

Guru, walaupun Aku dan para alumni 2010-2011 itu tak pernah kau masuki kelasnya tapi mereka mengidolakanmu sebagai pendidik yang tanpa sekat antara murid dan siapapun yang engkau kenal. Itu nyata karena mereka datamg menyambangi rumah barumu . Dan bahkan Aku sendiri memegang petuahmu. Kau memberi contoh kepada Guru guru yang lain agar menjadikan anak didiknya sebagai seorang sahabat.

Guru dan sahabat, mendengarkan cerita para teman – teman yang mengantarmu ke tempat peristirahatan, Aku dan teman – teman yang tidak bisa hadir dipemakamanmu hanya bisa berdoa agar engkau diterima disisi-Nya. Hanya itu yang kami bisa lakukan, Pak.

Guru dan sahabat, darah dan tanah menyatu. Engkau pergi dengan duka dan kecintaan orang – orang yang mencintaimu. Engkau pergi dengan rasa sakit dalam tubuhmu dan nafasmu dihantam ganasnya truck penjelajah. Engkau menghentikan nafasmu dijalanan, dan itu yang membuat kami bertanya. “Kenapa Tuhan menjemputmu dengan cara yang mengenaskan?”. Dan kami sadar bahwa semua akan kembali kepada-Nya dengan cara yang berbeda.

"your the best teacher, sir! I hope you smile now, in your afterlife. you a good man, a good teacher, a good brother, a good friend, and a good father :( for me your not only a man who teach some subject in the school. we love you." Rest in peace - Roni (Pak Roni) we so fvckin miss you!!!!  " Rachmat Taufiq Abrianto

Selamat jalan teman, sahabat, saudara, dan Guru.

Semoga Engkau diterima disisi-Nya dalam damai.

Pak Roni meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di daerah Tanjung Priok. Beliau meninggal dunia pada hari Senin, 11 Juli 2011 setelah dari sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun