Strategi MengEMASkan Indonesia
Pegadaian menegaskan bahwa emas bukan hanya benda pasif untuk disimpan, melainkan instrumen aktif yang dapat menggerakkan ekonomi rakyat. Ada tiga strategi kunci yang menjadi fondasi program "Pegadaian mengEMASkan Indonesia":
Inklusi Keuangan yang Luas
Dengan tabungan emas berbasis mikro, jutaan masyarakat yang sebelumnya tidak tersentuh layanan perbankan kini memiliki akses investasi. Inklusi keuangan ini sejalan dengan target pemerintah yang ingin meningkatkan literasi keuangan nasional.-
Emas sebagai Aset Produktif
Pegadaian memperkenalkan mekanisme gadai emas dengan bunga ringan. Emas yang disimpan masyarakat bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh modal usaha. Dengan begitu, emas tidak hanya menjadi tabungan pasif, tetapi juga sumber likuiditas produktif. Digitalisasi dan Transparansi
Aplikasi Pegadaian menghadirkan layanan jual-beli emas, cek harga real time, hingga pencetakan emas batangan. Inovasi digital ini menjawab kebutuhan generasi milenial dan Gen Z yang menginginkan layanan cepat, mudah, dan transparan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Program "Pegadaian mengEMASkan Indonesia" memiliki dampak berlapis. Pertama, ia memperkuat fondasi ekonomi keluarga. Dengan tabungan emas, keluarga memiliki cadangan nilai yang bisa digunakan saat menghadapi situasi darurat. Kedua, program ini membantu pelaku UMKM. Seorang pedagang sayur di pasar tradisional, misalnya, dapat menggadaikan cincin emasnya untuk memperoleh tambahan modal saat harga sayuran naik. Setelah mendapatkan keuntungan, ia bisa menebus kembali emas tersebut.
Ketiga, program ini mendukung agenda pemerintah dalam menciptakan ekonomi inklusif. Asta Cita pembangunan nasional yang menjadi panduan Presiden menekankan pentingnya memperkuat daya saing ekonomi rakyat. Pegadaian, dengan akses yang luas hingga pelosok desa, berperan sebagai perpanjangan tangan negara untuk menjangkau mereka yang selama ini terpinggirkan oleh sistem perbankan formal.
Keempat, emas turut memperkuat ketahanan makroekonomi. Semakin banyak masyarakat menabung emas, semakin kuat pula cadangan emas nasional secara tidak langsung. Hal ini menjadi bantalan bagi stabilitas keuangan negara ketika menghadapi gejolak global.
Tantangan yang Masih Mengemuka
Meski potensinya besar, program ini tidak lepas dari tantangan. Pertama, literasi keuangan masyarakat masih rendah. Tidak sedikit yang tergiur investasi bodong berbasis emas dengan iming-iming keuntungan instan. Padahal, emas adalah instrumen jangka panjang, bukan skema cepat kaya. Pegadaian perlu terus memperkuat edukasi agar masyarakat tidak terjebak pada praktik ilegal.