Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luka Modric Jadi Senjata Rahasia Milan Menjawab De Bruyne di Napoli

25 September 2025   07:15 Diperbarui: 24 September 2025   16:54 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Modric hadir di Milan sebagai jawaban elegan atas langkah berani Napoli yang merekrut De Bruyne. (Foto: https://milanreports.com)

Setiap bursa transfer selalu menghadirkan kejutan. Namun, musim panas 2025 seolah menjadi panggung bagi dua narasi besar yang mengguncang Serie A: Napoli mendatangkan Kevin De Bruyne dari Manchester City, sementara AC Milan merekrut Luka Modric dari Real Madrid. Dua keputusan strategis ini menyalakan kembali api rivalitas di liga Italia, sekaligus membuka ruang perdebatan: siapa yang akan lebih menentukan arah kompetisi?

Napoli memilih jalan ambisius dengan menggaet gelandang yang masih dianggap sebagai salah satu kreator serangan terbaik di Eropa. De Bruyne adalah simbol energi, visi, dan presisi. Tetapi Milan, alih-alih terjebak dalam perang glamor transfer, mengambil langkah berbeda. Mereka mendatangkan Modric --- veteran Kroasia berusia 40 tahun --- dengan harapan menambah kedalaman taktik dan kestabilan mental.

Bagi sebagian orang, langkah Milan terdengar nekat. Namun, sejarah sepak bola kerap membuktikan bahwa pengalaman bisa menjadi pembeda di tengah kompetisi panjang.

Statistik Awal yang Membungkam Kritik

Kehadiran Modric segera diuji sejak pekan pertama Serie A 2025--2026. Lima pertandingan awal menjadi laboratorium untuk mengukur sejauh mana dirinya masih relevan di level tertinggi.

Deretan performa itu bukan sekadar angka. Mereka membuktikan bahwa Modric masih mampu menjaga konsistensi, bahkan dalam liga yang dikenal keras dan penuh tekanan fisik seperti Serie A.

Mengapa Modric Adalah "Jawaban" Milan?

Ada tiga alasan utama mengapa Luka Modric dianggap sebagai jawaban Milan atas transfer besar Napoli:

  1. Legitimasi dari Fabio Capello
    Legenda Milan, Fabio Capello, secara terbuka menyebut Modric sebagai "jawaban Milan terhadap De Bruyne." Pernyataan ini bukan basa-basi, melainkan refleksi dari keyakinan bahwa Milan mendapatkan lebih dari sekadar pemain --- mereka mendapatkan simbol kepemimpinan di lini tengah.

  2. Kecocokan dengan karakter Serie A
    Serie A memiliki tempo permainan lebih lambat dibanding Premier League. Situasi ini membuka ruang bagi pemain dengan kecerdasan taktis tinggi seperti Modric untuk mengatur ritme. Sementara De Bruyne harus beradaptasi dengan tempo yang berbeda, Modric justru bermain dalam habitat yang lebih sesuai dengan keahliannya.

  3. Efektivitas di atas euforia
    Napoli membeli sensasi, Milan membeli substansi. De Bruyne membawa sorotan media, sementara Modric membawa kestabilan. Milan menunjukkan bahwa mereka tidak sedang berlomba dalam popularitas, tetapi dalam efektivitas jangka panjang.

Konteks Lebih Luas: Filosofi Transfer Milan

Transfer Modric tidak bisa dipandang sebagai keputusan jangka pendek semata. Milan sedang membangun identitas baru setelah era Zlatan Ibrahimovi dan Olivier Giroud berakhir. Klub ini tidak lagi sekadar mencari "nama besar" untuk memenuhi ekspektasi publik, melainkan pemain yang benar-benar dibutuhkan untuk menutup celah strategi.

Dalam konteks itu, Modric menjadi katalis. Ia bisa membantu Rafael Leo di lini depan, menghubungkan lini pertahanan dengan serangan, sekaligus menjadi mentor bagi gelandang muda seperti Tijjani Reijnders atau Yunus Musah. Kehadirannya juga memberi Milan sesuatu yang tak dimiliki Napoli: pengalaman mengangkat trofi Liga Champions berulang kali.

Tantangan Nyata di Depan

Tentu, keputusan Milan bukan tanpa risiko. Modric datang di usia yang sudah sangat senior untuk level sepak bola profesional. Intensitas musim yang padat bisa memicu cedera. Selain itu, Napoli tidak tinggal diam --- De Bruyne bukan satu-satunya bintang yang mereka miliki. Ditambah, Inter Milan dan Juventus juga memperkuat skuad, sehingga persaingan Serie A musim ini lebih ketat dari biasanya.

Tetapi justru di titik itulah Milan mengambil taruhan yang cerdas. Mereka tahu bahwa kualitas individu bisa menjadi pembeda, tetapi pengalaman mengendalikan pertandingan besar lebih sulit ditemukan. Modric membawa itu semua dalam paket yang komplit.

Modric dan Pertarungan Narasi Serie A

Serie A musim ini akan menjadi panggung duel narasi: Napoli dengan De Bruyne sebagai simbol kekuatan baru versus Milan dengan Modric sebagai simbol kebijaksanaan. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang, masih harus kita tunggu hingga akhir musim.

Namun, ada satu pelajaran menarik dari langkah Milan: dalam sepak bola modern, bukan selalu kecepatan atau usia muda yang menentukan. Kadang, kecerdasan, pengalaman, dan kepemimpinan justru menjadi senjata paling tajam.

Luka Modric adalah representasi dari itu semua --- seorang maestro tua yang datang bukan untuk menyaingi De Bruyne dalam sorotan, tetapi untuk menjawabnya dengan cara elegan: menguasai permainan, memimpin dari tengah, dan membawa Milan kembali ke jalur kejayaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun