Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Siskamling Kembali Digalakkan, Benarkah Pos Ronda Siap Bangkit Lagi?

10 September 2025   08:00 Diperbarui: 10 September 2025   19:15 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tempat siskamling di RT.23 RW.07 Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo yang dinobatkan sebagai juara I oleh Kapolresta Sidoarjo pada kegiatan HUT ke 72 Bhayangkara Tahun 2018. (Ist) via https://jatim.antaranews.com

Beberapa waktu terakhir, pemerintah melalui aparat keamanan kembali menggulirkan wacana mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (siskamling). Bagi generasi lama, istilah ini tidak asing. Ia adalah wujud nyata gotong royong menjaga keamanan bersama. 

Ada jadwal ronda, ada kentongan bambu, ada pos ronda yang tak hanya berfungsi sebagai gardu penjagaan, tetapi juga ruang sosial tempat warga bercengkerama.

Namun, zaman berubah. Kini, pemandangan pos ronda yang ramai setiap malam kian jarang terlihat. Di banyak kompleks perumahan modern, keamanan cukup diserahkan pada satu atau dua satpam yang dibayar hasil urunan warga setiap bulan. 

Praktis, warga bisa tidur lelap tanpa harus begadang menjaga kampungnya. Lalu, ketika siskamling kembali digalakkan, pertanyaannya: apakah masyarakat kita benar-benar siap menghidupkan lagi tradisi ronda malam?

Dari Kentongan ke CCTV

Sejak Orde Baru, siskamling menjadi salah satu pilar keamanan di tingkat akar rumput. Ia lahir dari kesadaran bahwa polisi tak mungkin menjaga setiap gang dan jalan kecil. 

Karenanya, masyarakat mengambil peran dengan cara sederhana: ronda malam bergilir, menyalakan obor atau lampu petromaks, memukul kentongan saat ada tanda bahaya.

Kini, wajah keamanan berubah drastis. Kentongan digantikan bel listrik atau alarm digital. Obor diganti CCTV yang dipasang di setiap sudut. Sementara itu, rasa kebersamaan yang dulu tumbuh di pos ronda perlahan terkikis. 

Keamanan direduksi menjadi "urusan orang lain" yang bisa diserahkan pada jasa profesional, bukan tanggung jawab kolektif.

Ironisnya, modernisasi justru membawa tantangan baru. Kejahatan siber, narkoba yang masuk lewat jalur kampung, hingga konflik sosial di tingkat lokal membutuhkan kewaspadaan yang lebih dari sekadar pagar rumah tinggi atau satpam berseragam. Dalam konteks inilah, siskamling sebetulnya masih relevan, meski perlu penyesuaian zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun