Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

APBN Dorong 80 Ribu Koperasi Merah Putih, Desa Jadi Motor Ekonomi Baru

28 Agustus 2025   07:30 Diperbarui: 27 Agustus 2025   14:22 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koperasi Merah Putih sumber yudhimada via kumparan.com

Di tengah tantangan ketimpangan ekonomi, urbanisasi yang kian masif, dan ancaman ketergantungan pada pasar global, Indonesia membutuhkan strategi pembangunan yang berpijak pada kekuatan sendiri. Desa---yang selama ini telah memiliki pengalaman mengelola dana desa---kini digeser ke panggung utama yang lebih menantang melalui kebijakan strategis berbasis APBN. Melalui 80 ribu lebih Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP), pemerintah hendak menjadikan desa bukan sekadar penerima pembangunan, melainkan motor ekonomi baru yang menggerakkan Indonesia dari akar rumput hingga ke panggung dunia. 

Desa sebagai Titik Nol Pembangunan Nasional

Ketika kota-kota besar kian padat dan biaya hidup terus merangkak naik, desa sesungguhnya menyimpan jawaban bagi masa depan ekonomi Indonesia. Desa bukan lagi sekadar halaman belakang pembangunan, melainkan titik nol yang bisa menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Melalui program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP), pemerintah mencoba membalik arus pembangunan: bukan lagi dari pusat ke pinggiran, melainkan dari pinggiran ke pusat.

Langkah ini tidak berdiri sendiri. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) menjadi instrumen kunci yang memastikan setiap desa mendapat akses pada modal, infrastruktur, hingga jaminan keberlanjutan program. Inilah wajah baru pembangunan yang berpihak pada rakyat kecil: pembangunan yang membumi, mengakar, dan menyentuh langsung denyut kehidupan masyarakat desa.

Koperasi sebagai Pilar Ekonomi Rakyat

Sejarah membuktikan, koperasi adalah sarana paling efektif untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Dari era Bung Hatta hingga kini, koperasi dianggap sebagai alat perjuangan ekonomi. Namun, dalam praktiknya, koperasi kerap terjebak sebagai lembaga formalitas tanpa daya ungkit yang signifikan.

Melalui 80.081 KDMP/KKMP, pemerintah ingin mengubah paradigma itu. Koperasi tidak lagi sekadar wadah simpan-pinjam, tetapi menjadi ekosistem ekonomi desa yang terpadu:

  • Menjadi pusat distribusi pangan dengan dukungan Bulog dan BUMN pangan.

  • Menyediakan layanan logistik dan keuangan melalui kemitraan dengan PT Pos dan perbankan.

  • Menghadirkan fasilitas cold storage untuk mendukung hilirisasi komoditas pertanian dan perikanan.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun