Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

APBN untuk UMKM Digital: Branding, Literasi, dan Peluang Bisnis Baru

22 Agustus 2025   11:00 Diperbarui: 22 Agustus 2025   08:37 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: APBN jadi motor transformasi UMKM lewat digital branding dan marketing, membuka peluang usaha rakyat menuju pasar global. (Foto: freepik.com)

APBN menyadari hal ini dengan mengarahkan anggaran pada pelatihan literasi digital, inkubasi bisnis, hingga workshop branding yang dilakukan berbagai kementerian. Program seperti UMKM Level Up dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Bootcamp Perintis Berdaya yang melibatkan kolaborasi Kemenko PM, Google, dan Meta menjadi contoh nyata.

Melalui program ini, UMKM tidak hanya diajarkan cara berjualan di marketplace, tetapi juga bagaimana merancang strategi konten, memanfaatkan media sosial, membangun identitas merek, hingga menembus pasar ekspor.

Sebuah produk kopi lokal, misalnya, tidak lagi sekadar dijual sebagai komoditas, tetapi juga dipromosikan sebagai hasil karya petani, dengan kisah keberlanjutan lingkungan dan kekhasan cita rasa. Branding membuat kopi itu memiliki identitas, sementara digital marketing menjangkau konsumen global.

Ekosistem Inklusif: Kolaborasi Negara, Swasta, dan Akademisi

APBN juga berperan sebagai katalis kolaborasi. Melalui alokasi dana pelatihan dan kemitraan, pemerintah mendorong keterlibatan swasta, BUMN, hingga akademisi dalam membangun ekosistem UMKM digital.

Ekosistem ini penting karena tantangan UMKM tidak bisa diatasi sendirian. Pemerintah menyalurkan dukungan fiskal, swasta menawarkan teknologi dan akses pasar, sementara akademisi memberikan riset serta pendampingan. Dengan kolaborasi ini, UMKM dapat memperoleh pengetahuan, akses, dan jejaring yang lebih luas.

Selain itu, APBN juga mengarahkan belanja pemerintah melalui e-katalog LKPP untuk menyerap produk UMKM. Belanja negara dengan sendirinya menjadi "etalase branding", karena produk UMKM berkesempatan tampil dan dikenal di tingkat nasional.

Infrastruktur Digital dan Fisik sebagai Penopang

Transformasi digital UMKM tidak mungkin berhasil tanpa dukungan infrastruktur. APBN mengalokasikan dana untuk membangun infrastruktur fisik seperti pasar tradisional, jaringan logistik, dan pusat distribusi, sekaligus mengembangkan infrastruktur digital berupa sistem pembayaran elektronik, jaringan internet, dan platform dagang daring.

Kombinasi ini memberi UMKM fondasi kuat untuk bersaing: infrastruktur fisik memudahkan distribusi barang, sementara infrastruktur digital membuka pintu ke pasar yang lebih luas dengan biaya rendah.

Tantangan Implementasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun