Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ketika Rakyat Jadi Investor Negara: Menggali Peran APBN dan Literasi Investasi SBN Ritel untuk Masa Depan Indonesia

4 Agustus 2025   08:35 Diperbarui: 3 Agustus 2025   10:29 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dinamika keuangan negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bukan hanya instrumen fiskal, melainkan juga cermin komitmen pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat. Setiap rupiah yang tercantum dalam pos belanja adalah janji: pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, hingga transformasi digital nasional. Namun, pertanyaannya: dari mana sumber dana yang menopang ambisi itu? Di tengah ketidakpastian global, defisit fiskal, dan tuntutan pembangunan berkelanjutan, jawaban atas pertanyaan itu mengarah pada satu kata: pembiayaan.

Salah satu bentuk pembiayaan yang kini semakin mendapat tempat di hati publik adalah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Instrumen ini bukan sekadar produk investasi. Ia adalah wujud gotong royong fiskal antara negara dan warganya. Melalui SBN ritel, negara tidak lagi hanya bergantung pada investor institusi besar atau lembaga keuangan internasional. Kini, pegawai negeri, pegawai swasta, petani, ibu rumah tangga, guru, pengusaha kecil, bahkan mahasiswa pun bisa menjadi investor bagi negaranya sendiri.

APBN dan Urgensi Pembiayaan Inklusif

Setiap tahun, APBN disusun dengan asumsi dasar makro dan kebijakan prioritas nasional. Dalam realisasinya, belanja sering kali melebihi pendapatan, yang membuat pembiayaan menjadi keharusan. Ketika belanja negara diarahkan untuk hal produktif --- seperti pembangunan jalan, rumah sakit, dan sekolah --- maka pembiayaan tidak harus dipandang sebagai beban, melainkan sebagai investasi jangka panjang.

Di sinilah SBN ritel memainkan peran strategis. Ia menjadi salah satu sumber pembiayaan domestik yang aman, terukur, dan relatif stabil. Lebih dari itu, kehadiran SBN ritel memperkuat kemandirian pembiayaan nasional, mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri, serta mendekatkan masyarakat pada konsep gotong royong dalam pembangunan.

SBN Ritel: Dari Instrumen Fiskal ke Gerakan Nasional

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan secara konsisten menerbitkan berbagai jenis SBN ritel seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), SR (Sukuk Ritel), ST (Sukuk Tabungan), dan SBR (Saving Bond Ritel). Semua instrumen ini memiliki karakteristik yang disesuaikan dengan kebutuhan investor ritel: nilai pembelian terjangkau, risiko minimal, imbal hasil kompetitif, dan --- yang terpenting --- jaminan 100 persen dari negara.

Namun, yang membuat SBN ritel lebih dari sekadar instrumen investasi adalah esensi kebangsaannya. Membeli SBN ritel berarti berkontribusi langsung dalam membiayai negara. Uang yang disetor investor akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek produktif yang dirancang demi kesejahteraan bersama.

Gerakan ini bukan sekadar finansial, tetapi kultural. Ia mengajak rakyat untuk tidak lagi sekadar menjadi objek pembangunan, tetapi subjek aktif. Negara pun tidak lagi menjadi entitas yang jauh dan abstrak, melainkan menjadi ruang partisipasi konkret yang bisa dimasuki oleh siapa saja, cukup dengan modal sejuta rupiah.

Tantangan Literasi dan Aksesibilitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun