Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Makassar Artikel Utama

Pasar Palakka, Denyut Ekonomi dan Kisah Kehidupan dari Jantung Kabupaten Bone

2 Agustus 2025   10:00 Diperbarui: 5 Agustus 2025   17:59 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Aktivitas Pasar Palakka di Bulu Tempe, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. (Foto: TRIBUN-TIMUR.COM/WAHDANIAR)

Ada banyak kisah kemanusiaan yang bergulir di sela-sela meja dagangan. Seorang ibu paruh baya yang bertahan menjual sayur meski suaminya sakit-sakitan. 

Seorang pemuda yang menjadikan hasil jualan ikan sebagai modal kuliah. Bahkan kisah asmara yang bermula dari tatapan pertama di kios bumbu dapur. Semua itu tidak tercatat dalam statistik, tapi menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut kehidupan pasar.

Cerita-cerita ini penting, sebab ia memberi wajah manusiawi pada aktivitas ekonomi yang sering kali dipandang kaku. Pasar bukan hanya urusan angka dan laba, melainkan juga tentang perjuangan, harapan, dan cinta.

Tantangan Zaman dan Harapan Masa Depan

Meski terus bertahan, Pasar Palakka tidak luput dari tantangan. Persaingan dengan toko modern, minimnya fasilitas sanitasi, hingga generasi muda yang semakin enggan menjadi pedagang pasar menjadi persoalan yang harus dijawab bersama. 

Diperlukan inovasi kebijakan dari pemerintah daerah, penguatan koperasi pasar, serta digitalisasi sistem informasi pasar untuk meningkatkan daya saingnya.

Namun, harapan tetap ada. Komunitas pedagang Pasar Palakka kini mulai dilibatkan dalam pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran digital. 

Beberapa kios bahkan sudah menggunakan pembayaran nontunai. Generasi muda pun mulai melirik peluang bisnis kreatif berbasis pasar tradisional---dari produk kuliner khas hingga konten digital yang mengangkat cerita pasar.

Menjaga Nadi Peradaban Lokal

Pasar Palakka bukan hanya milik Bone, tetapi juga milik kita semua yang percaya bahwa warisan budaya tak boleh dikubur oleh beton-beton mal yang melenakan. Ia adalah nadi peradaban lokal, tempat di mana ekonomi, budaya, sejarah, dan kemanusiaan bertemu dalam harmoni.

Menjaga pasar ini berarti menjaga identitas dan keberlanjutan hidup masyarakat Bone. Dan dalam konteks yang lebih luas, menjaga pasar tradisional berarti menjaga ke-Indonesia-an kita yang sesungguhnya---berakar di tanah, berpijak pada tradisi, dan terbuka pada perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun