Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

APBN Tahan Goncangan: Strategi Komprehensif Mitigasi Risiko Fiskal 2025

28 Juli 2025   07:55 Diperbarui: 28 Juli 2025   07:53 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 APBN 2025 dihadapkan pada beragam risiko fiskal. Pengelolaan yang transparan dan adaptif menjadi kunci menjaga ketahanan keuangan negara. (Foto: https://media.kemenkeu.go.id)

APBN dalam Lanskap Risiko

Di tengah ketidakpastian global yang kian intens --- dari tensi geopolitik, perubahan iklim ekstrem, hingga fluktuasi pasar keuangan internasional --- Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak bisa dikelola secara business as usual. Ia memerlukan kecermatan ekstra. Dalam APBN 2025, pemerintah tidak hanya merancang peta jalan pembangunan nasional, tetapi juga menyiapkan sistem navigasi fiskal yang adaptif menghadapi beragam risiko ekonomi dan kelembagaan.

Kementerian Keuangan secara konsisten mengungkapkan risiko fiskal dalam Nota Keuangan sejak 2008. Praktik ini menjadi tonggak penting dalam membangun budaya fiskal yang transparan dan akuntabel. Tahun ini, pengelolaan risiko fiskal tidak lagi sekadar pelengkap dokumen anggaran, tetapi menjadi perangkat utama untuk menjaga keberlanjutan dan ketahanan fiskal Indonesia.

Mengenali Sumber-Sumber Risiko Fiskal

Dalam dokumen Informasi APBN 2025, setidaknya terdapat lima kelompok risiko fiskal yang patut diwaspadai dan dikelola secara strategis:

  1. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi Makro

    Fluktuasi harga minyak, pelemahan nilai tukar rupiah, peningkatan suku bunga global, hingga menurunnya permintaan ekspor bisa memukul asumsi dasar ekonomi makro. Risiko ini berpotensi menekan pendapatan negara dan memperbesar beban pembiayaan. Untuk itu, pemerintah melakukan monitoring berkala, analisis sensitivitas terhadap asumsi dasar, dan menyediakan dana cadangan sebagai shock absorber fiskal.

  2. Risiko Implementasi Program dan Kebijakan

    Seringkali, keputusan politik atau perubahan regulasi yang tidak sejalan dengan postur fiskal menciptakan beban baru bagi APBN. Misalnya, penghapusan pajak jenis tertentu tanpa pengganti yang sepadan atau program populis yang berdampak fiskal tinggi. Strategi mitigasi mencakup optimalisasi belanja wajib (mandatory spending), peningkatan penerimaan negara, mendorong creative financing, hingga memperkuat efektivitas UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

  3. Risiko Kewajiban Kontinjensi Pemerintah Pusat

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Financial Selengkapnya
    Lihat Financial Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun