Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Jitu Pembiayaan Investasi Negara: membangun Masa Depan Tanpa Mengorbankan Fiskal

25 Juli 2025   10:00 Diperbarui: 25 Juli 2025   09:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun keberhasilan instrumen ini sangat bergantung pada dua hal: tata kelola yang independen dan profesionalisme manajerial. Tidak boleh ada intervensi politik atau kepentingan jangka pendek yang mengaburkan arah investasi strategis.

BUMN dan BLU sebagai Agen Pembangunan, Bukan Beban Negara

Ke depan, BUMN dan BLU diharapkan menjadi agent of development, bukan sekadar entitas ekonomi milik negara. BUMN seperti PT PLN, PT KAI, hingga Bio Farma memegang peran vital dalam mengisi ruang kosong pembangunan yang tidak tersentuh sektor swasta. BLU pun---mulai dari rumah sakit pendidikan, lembaga riset, hingga pelabuhan---telah terbukti mampu memberikan layanan publik dengan efisiensi anggaran yang lebih baik.

Pemerintah mengarahkan kebijakan pembiayaan investasi untuk mendorong KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). Skema ini adalah bentuk cerdas dari pembiayaan proyek yang membagi risiko dan beban fiskal dengan swasta. Dengan jaminan transparansi dan keadilan kontraktual, KPBU bisa menjadi tulang punggung pembangunan tanpa harus menguras anggaran negara.

Di sisi lain, reformasi struktural terhadap BUMN dan BLU harus dilanjutkan. Mereka harus mampu menghasilkan nilai tambah, termasuk dalam bentuk kontribusi langsung terhadap penerimaan negara: dividen, pajak, dan bahkan perluasan akses layanan publik yang efisien.

Menumbuhkan Pasar Pembiayaan dan Inovasi Keuangan Nasional

Salah satu tujuan jangka panjang kebijakan pembiayaan investasi adalah mendorong pengembangan pasar keuangan nasional. Pemerintah tidak bisa selamanya menjadi satu-satunya sumber pembiayaan pembangunan. Karena itu, menciptakan ekosistem pembiayaan yang sehat, inklusif, dan inovatif menjadi syarat mutlak.

Instrumen seperti green bond, sukuk ritel, hingga pembiayaan berbasis proyek perlu diperluas. Bahkan, penguatan lembaga pembiayaan pembangunan seperti PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) dan Lembaga Pengelola Investasi menjadi pilar penting dalam menjembatani kebutuhan pembiayaan proyek dan kesiapan pasar.

Literasi keuangan di level publik juga penting. Masyarakat harus memahami bahwa berinvestasi pada proyek-proyek pembangunan melalui instrumen negara bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari tanggung jawab warga negara dalam membangun bangsa.

Literasi APBN Adalah Hak Publik, Bukan Monopoli Ahli

Ketika kita membicarakan APBN, sejatinya kita sedang membicarakan uang rakyat. Maka pembiayaan investasi---sekokoh dan serumit apapun---harus dimengerti rakyat. Literasi fiskal bukan hanya domain teknokrat, melainkan hak konstitusional warga negara. Di sinilah tantangan dan tanggung jawab media, akademisi, dan komunitas digital seperti Kompasiana menjadi sangat relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun