Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Langit Iran Menjawab Serangan: Titik Kritis Geopolitik Dunia

18 Juni 2025   13:05 Diperbarui: 18 Juni 2025   14:24 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit Teheran menggelap. Bukan karena badai pasir atau kabut polusi yang biasa menyelimuti kota bersejarah itu, melainkan karena dentuman roket, kilatan anti-serangan udara, dan retaknya kepercayaan akan stabilitas kawasan. Ketika Iran dan Israel benar-benar terlibat dalam konfrontasi militer terbuka, bukan lagi perang bayangan seperti selama ini, dunia menahan napas. Ini bukan sekadar konflik dua negara, melainkan potensi meledaknya sumbu utama geopolitik global: Timur Tengah.

Perang ini bukan datang tiba-tiba. Ia adalah hasil dari akumulasi dendam lama, perang proksi berkepanjangan, dan rivalitas ideologis yang tak pernah benar-benar didamaikan. Dari Lebanon hingga Gaza, dari Damaskus hingga Baghdad, jejak konflik Iran dan Israel bertebaran dalam bentuk milisi, operasi rahasia, dan diplomasi di meja-meja dingin.

Namun ketika ledakan mengguncang bandara di Teheran dan Israel menyatakan bahwa serangan itu adalah respons langsung atas serangan drone yang diluncurkan dari wilayah Iran, maka batas telah dilanggar. Dunia menyaksikan dua musuh bebuyutan itu menyeret kawasan ke dalam kobaran api yang lebih luas.

Dunia yang Menjadi Penonton Gelisah

Masyarakat internasional bersikap waspada. Amerika Serikat, yang selama ini menjadi sekutu erat Israel, berada dalam posisi dilematis. Dukungan kepada Israel adalah bagian dari politik luar negerinya yang konsisten, tetapi keterlibatan langsung dalam perang melawan Iran bisa mengorbankan kestabilan regional, harga minyak, bahkan posisi politiknya sendiri di tahun pemilu. Sementara itu, Rusia dan Tiongkok mengambil posisi strategis sebagai penyeimbang narasi, tanpa benar-benar berpihak secara terang-terangan.

Dampaknya bukan hanya dirasakan di kawasan, tetapi juga secara global. Harga minyak dunia langsung melonjak tajam. Bursa saham bergetar. Migrasi massal mulai terlihat dari wilayah perbatasan Irak dan Suriah yang khawatir bakal terkena limpahan konflik. Laporan dari PBB menyebutkan ribuan warga sipil mulai mengungsi, mengingat pengalaman buruk dari perang-perang sebelumnya.

Teheran dan Simbol Perlawanan

Langit Teheran bukan sekadar ruang udara yang kini penuh asap dan kecemasan, melainkan juga simbol perlawanan. Bagi Iran, ini adalah saat untuk menunjukkan kekuatan dan determinasi terhadap tekanan Barat yang mereka anggap sebagai kolonialisme modern. Propaganda negara disebarkan bahwa Iran tidak gentar. Seruan perlawanan berkumandang dari masjid ke masjid, dari pelataran ke parlemen.

Namun di balik semangat perlawanan itu, rakyat sipillah yang menjadi korban paling awal. Rumah-rumah hancur, fasilitas umum lumpuh, dan anak-anak bersekolah dalam ketakutan. Banyak warga bertanya-tanya, "Perang ini untuk siapa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun