Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merombak Mitos 350 Tahun: Indonesia Bukan Bangsa Terjajah, Tapi Bangsa Pejuang!

9 Mei 2025   10:00 Diperbarui: 9 Mei 2025   08:53 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kiri) dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (kanan) usai menghadiri pembukaan Dana Indonesia di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan 

"Sejarah itu bagian dari masa lalu kita. Kalau ingin tahu hari ini, lihatlah masa lalu," pungkas Fadli. Sebuah kalimat sederhana, namun mengandung pesan mendalam. Saatnya bangsa ini menatap masa lalu dengan bangga, bukan dengan nestapa.

Narasi ini membawa kita pada sebuah refleksi mendalam. Betapa pentingnya keberanian untuk mengkoreksi sejarah yang selama ini dianggap mapan. Betapa berbahayanya jika narasi keliru dibiarkan terus hidup, membentuk generasi yang tak mengenal jatidirinya. Sejarah harus terus diperbarui, bukan untuk mengkhianati masa lalu, tetapi untuk mendekati kebenaran.

Penulisan ulang sejarah ini juga menjadi ajakan bagi publik untuk lebih peduli pada warisan sejarah. Agar tidak menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah atau akademisi, tetapi turut mengawal agar proses ini transparan, jujur, dan berimbang. Karena sejarah adalah milik semua, bukan monopoli segelintir elit.

Pada akhirnya, bangsa ini butuh narasi yang membangkitkan, bukan melemahkan. Narasi yang menginspirasi generasi muda untuk bangga menjadi bagian dari bangsa yang tak pernah menyerah. Jika 350 tahun yang kita warisi selama ini adalah narasi kelam, maka 350 tahun baru yang ditulis ulang ini adalah narasi terang. Narasi perlawanan, narasi keberanian, narasi harapan.

Mari kita sambut penulisan ulang sejarah ini dengan optimisme, sekaligus kewaspadaan. Karena seperti kata George Santayana, "Mereka yang tidak belajar dari sejarah, ditakdirkan untuk mengulanginya." Kita tidak ingin terjebak dalam mitos masa lalu. Kita ingin melangkah ke depan, dengan sejarah yang lebih jujur, adil, dan membanggakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun