Mohon tunggu...
Sylvius Bennedicto Brilliant
Sylvius Bennedicto Brilliant Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seminaris

warta nyata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat". Sebuah Refleksi Sinodalitas Bangsa Indonesia

13 Agustus 2022   20:20 Diperbarui: 13 Agustus 2022   21:03 7683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juli 2022, kementrian Sekretaris negara mengeluarkan tema dan logo HUT ke-77 kemerdekaan RI. adapun tema yang diangkat adalah "Pulih Lebih Cepat, Bangkit lebih Kuat". Tentu, tema ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia dalam masa pemulihan dari Covid-19.

Tema HUT ke-77 RI yang diusung menggambarkan semua elemen Bangsa Indonesia bergerak bersama dan bergotong royong untuk mewujudkan harapan di Tengah keterpurukan. 

Kinerja dari pemerintah dan gerakan dari masyarakat bersinergi bersama untuk mencapai percepatan pemulihan kondisi di semua sektor. Tema ini diususng dengan melihat kecemasan sosial hingga tekanan ekonomi yang berat, yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Indonesia tentu telah melalui pelbagai macam peristiwa yang mewarnai Indonesia. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, pada dasarnya, melalui tema ini, bangsa Indonesia diajak untuk bersama-sama berefleksi mengenai sebuah perjalanan bangsa. Citra ini selaras dengan sebuah negara yang sinodal, dengan sebuah tujuan yang nyata dan konkret.

Persatuan

Kemendagri mencatat bahwa Indonesia memiliki 273 Juta penduduk, terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Kita terlahir dalam sebuah komunitas terluas ke-4 di Dunia, yang diberi nama 'Bangsa Indonesia'. Kita semua memiliki kesamaan nasib dan latar belakang sebagai sebuah bangsa. Hal seperti ini diangkat dalam makna logo HUT ke-77 Kemerdekaan RI

[1]

 

Dalam logo HUT ke-77 RI, kita dapat melihat sebuah siluet angka 1. Siluet itu bermakna persatuan bangsa Indonesia dan semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia yang besar, kuat dan bersatu. Ada satu kata yang patut kita garisbawahi yakni: Persatuan, seperti halnya sila ke-3 dalam Pancasila 'Persatuan Indonesia'.

Menumbuhkan rasa persatuan tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Kita membutuhkan proses dan waktu yang lama, bahkan proses persatuan itu terasa sangat perih. 

Telah banyak peristiwa yang mencoreng nilai kesatuan dan persatuan bangsa. Mungkin, hal yang sulit untuk dibangun adalah menerima kelemahan diri sendiri dan sikap ego untuk menyerang kelemahan orang lain. 

Kelemahan bukanlah titik yang harus diserang atau disembunyikan, tetapi sebuah titik yang harus diterima, lalu perlahan kita berikan kekuatan dalam kelemahan itu. 

Bukanlah hal yang mudah untuk mengubah kelemahan menjadi sebuah kekuatan, diperlukan penyadaran diri, kerendah hatian yang begitu kuat demi sebuah perubahan yang kita inginkan.

 Kelemahan juga bukanlah yang harus disembunyikan, tetapi sesuatu yang harus disayangai dan disentuh, serta diolah. Jika kelemahan itu tidak kita akui atau terima secara rendah hati, sama saja kalau kita menolak untuk pulih dan bangkit, padahal kunci untuk bangkit dann pulih adalah persatuan. Hendaknya kita mampu membuka diri dengan segala kelemahan yang kita punya.

 

Terlibat dan berbuah berkat dalam tujuan bangsa

Seperti yang kita ketahui, tujuan bangsa Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 

Para Bapa Bangsa telah memikirkan dan merumuskan UUD dengan sangat matang dan mendalam. Hal ini memberi artian bahwa bangsa Indonesia lahir dengan tujuan yang jelas dan nyata. Indonesia ingin terlibat dan seyogianya terlibat dalam segala dinamika dunia. 

Namun, jika ingin terlibat dalam mewujudkan perdamain dunia, pertama-tama kita harus membuka mata selebar mungkin mengenai kondisi dunia saat ini. Kedamaian tidak melulu mengenai peperangan dan konflik, tetapi juga kondisi alam yang akan mempengaruhi dunia, termasuk Indonesia. 

Tersengar sepele, tetapi kita saat ini menghadapi saat dimana manusia sedang membunuh alam sekitar. Hal ini dapat kita lihat secara saksama bahwa alam sedang tidak baik-baik saja.

 Saat ini kadar CO2 di atmosfer, menurut badan antariksa milik amerika serikat, adalah 417,6 part per million pada mei 2022. Ini merupakan rekor tertinggi umat manusia, dilansir dari NASA, kadar Co2 saat zaman interglasial adalah 280 PPM[2]. Hal ini tentu memperburuk iklim bumi. 

Banyak hal terjadi di  Dunia karena perubahan iklim seperti halnya perubahan suhu yang tidak wajar, kekeringan, banjir bandang, mencarinya es kutub, meningkatnya permukaan air laut. Indonesia yang merupakan negara kepulauan secara otomatis juga terdampak dengan hal ini. 

Bayangkan jika permukaan air laut meningkat. Dimanakah kita akan tinggal nanti? Janganlah kita menutup mata bahwa bangsa Indonesia pun turut terlibat dalam masalah ini. 66 juta ton sampah dihasilkan Indonesia pada 2021[3]. Hal ini tentu sangat berdampak pada kehidupan bangsa Indonesia. 

 

Misi

 Sekarang marilah kita membangun misi untuk bersama-sama menciptakan sebuah dunia yang damai dan Indonesia yang sejahtera. Kita harus membuka mata melihat pelbagai masalah di dalam negara maupun di Internasional. 

Kita semua diajak untuk bersatu, untuk saling menghargai perbedaan, dan menerima satu sama lain. Untuk mewujudkan sebuah negara yang sejahtera diperlukan kesinergisan antar masyarakat.

 Sebuah negara yang maju adalah negara yang mau untuk berefleksi dan menjadikan sebuah pengalaman menjadi pembelajaran bagi pemerintah maupun masyarakat. 

Perbedaan di Antara kita bukanlah sarana untuk saling membenci, tetapi sebuah sarana untuk saling melengkapi. Tuhan telah menciptakan kita sebagaimana adanya, kini waktunya kita untuk Bersatu dan berjalan bersama untuk membangun sebuah negara yang dapat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. 

Inilah misi sinodalitas yang seyogianya kita bangun. Berjalan Bersama membangun negara yang pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

sumber-sumber :

[1] Sumber Foto : https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/02/133000065/link-download-logo-hut-ke-77-ri-format-jpeg-png-pdf-vektor?page=all

[1] https://sains.kompas.com/read/2019/05/16/140213623/kadar-co2-sentuh-level-tertinggi-dalam-sejarah-ini-artinya-bagi-kita

[1] https://kkp.go.id/djpdspkp/bbp2hp/artikel/38429-bbp3kp-sinergi-dengan-ctc-ajak-kelompok-masyarakat-kembangkan-kemasan-dan-sedotan-ramah-lingkungan-atasi-masalah-sampah-plastik#:~:text=Data%20Badan%20Pusat%20Statistik%20(BPS,66%20juta%20ton%20per%20tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun