Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sarapan Pagi

11 November 2020   06:45 Diperbarui: 11 November 2020   06:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi kawan,  saya awali hari ini dengan doa yang baik agar benar-benar ringan langkah selama sehari penuh nanti, dengan menghirup udara pagi, disaat langit masih gelap berhias bulan sabit.

Beberapa bulan ini memang sedang terjeda semangat saya untuk menuangkan kata,  ide saling menyusul di kepala namun kekuatan seolah sedang sedikit lemah,  dan ide yang ada hanya sebuah hiasan dalam catatan saja.

sedikit segar menghirup oksigen yang diberikan Allah melalui dedauan, setelah semalam mereka mengolah CO2. Tentu sarapan pagi adalah hal yang biasa dilakukan sebelum beraktivitas.

Sarapan pagi ini cukup kerupuk dan secangkir teh panas saja,  belum ada selera untuk memgkonsumsi makanan berkarbohidrat. Walau sebenarnya para pakar kesehatan berpesan agar mengkonsumsi makanan berkarbohidrat sebagai sumber energi bagi tubuh dan otak. Tapi saya sarapan sesuai kata hati saja untuk saat ini.

Sambil menikmati kerupuk yang saya goreng sendiri, sarapan makin lengkap dengan membaca surat dari editor kompas.com,  yang belum terbaca dikirim tanggal 10 November kemarin.  

Sapaan yang ramah seolah-olah kenal baik sedikit membangun semangat untuk bergerak,  Dear Swarna lalu menanyakan kabar dan menceritakan beberapa kejadian di dunia selama sepekan secara singkat.

Dimana saya belum sempat mengetahui kabar itu,  terutama tentang perjuangan hidup seorang 'manusia got'. Siapa yang tidak bersedih akan kondisi pandemi atau bahkan andai pandemi takadapun, mereka yang berpenghasilan kecil seperti tukang becak akan tersisih dengan kemajuan teknologi.

Mereka pasti akan berusaha selama nyawa masih dikandung badan, manusia diberi Allah akal untuk berpikir, demikian pula bagi  yang diberi kelebihan rejeki untuk menengok dan berbagi pada mereka.

Bila "Manusia Got" saja punya semangat,  mengapa saya tidak? Walau kesedihan untuk sementara masih setia setidaknya semangat tetap mengiringi, agar tidak kandas ditengah waktu yang masih diberi.

Sarapan pagi ini ada sepiring nasi goreng seledri tapi untuk anak-anak, dari sisa nasi kemarin yang masih ada, juga menyiapkan lain-lain sebelum saya tinggal seharian nanti. Yang penting bantuan kuota belajar sudah mereka terima, agar lancar belajar daring tanpa saya dampingi dan untuk berkomunikasi.

Syukur alhamdulillah tugas-tugas sudah mulai bersahabat,  jika ada yang tidak dimengerti cukup klik, bertanya di inet. Semoga bejuta kemudahan juga dirasakan seluruh siswa dan orang tua di negeri ini. Bagaimana belajar daring saudaraku yang di pelosok? Semoga lancar ya dan dimudahkan untuk mendapatkan ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun