Drakor Menghibur Pemirsa yang Tak Tertarik Sinetron

Dengar-dengar jamaah pertelevisian banyak yang mengeluh karena kehilangan acara favoritnya di stasiun TV yang sudah pindah saluran.

Para emak-emak yang tidak memasang Wi-Fi di rumahnya jadi bersedih karena beberapa stasiun TV yang masih ada sudah mulai membosankan siarannya. Tidak sesegar yang menghilang itu.  Apa lagi dijejali dengan sinetron yang hanya termehek-mehek belaka. Bagaimana tidak bosan dari berita artis terus sinetron lalu sinetron lagi dan malam hari sinetron kembali.  Bila jalan ceritanya menyegarkan seperti drakor atau seperti sinetron jaman 80an pasti tak bosan.

Mengapa? Drakor itu segar menurut saya dan pasti banyak orang mengatakan itu, tidak membosankan walau yang berperan itu-itu juga. Mengemas cerita dengan komplit,  ada senangnya,  sedih, tegang dan lucu.  Itu yang membuat penonton merasa puas melihat drakor. Mereka berperan dengan natural, tidak dibuat-buat tidak juga lebay

Begitu juga sinetron jaman 80an,  konflik yang ada pun wajar, dibungkus serius dan lucu.  Mungkin yang seangkatan dengan saya masih ingat sinetron Losmen, Keluarga Cemara dan lain-lain yang selalu dinanti, juga seorang bu Subangun yang reseh dan menggemaskan. Tidak ada peran anak kecil yang lebay seperti saat ini.

Masih ingat serial ACI?  Anak SMA jaman dulu yang lugu-lugu,  apa lagi Film Lupus. Yang jelas penonton tidak suka cerita yang bertele-tele. Singkat padat menyenangkan dan segera berganti drama lainnya.
Ada sinetron yang saya sukai tapi tayangnya setahu sekali hanya saat ramadan.

Mengapa suka drakor? Kan ada telenovela juga, wah telenovela awalnya menyenangkan seperti Little Missi, Maria Mercedes, namun lama-lama bosan hampir mirip sinetron he he capek lihatnya, beda dengan drakor. Drakor fever nih, walau sasarannya anak muda tapi kita yang sudah di atas muda senang saja lihatnya. Memang butuh tayangan yang ringan dan segar. Obrolan grup WA rela saya abaikan,  demi melihat drakor.

Pertama mengenal drakor dengan judul Full House tahun 2004, dengar-dengar serial satu ini pantas digilai sepanjang masa. Memang tak bosan lihatnya, unik,  lucu, romantis penuh drama, segar. Rain yang begitu cool dan Song Hye Kyo yang lugu dan ceria.  Rain ini menurut saya nama artis Korea yang paling gampang disebutkan. Terus terang sulit sekali membaca dan nama mereka. Bagi saya yang penting alur ceritanya, bila ada yang tanya bintang drakor yang beken pasti hanya bisa menyebut dua nama yang mudah diucapkan di lidah saya.

Selain drakor ada serial yang saya sukai sampai saat ini. Saya selalu bercerita pada anak-anak bahwa mereka harus menonton serial itu,  banyak pelajaran di dalamnya, yaitu Little House on The Prairie.

Ketika ditayangkan ulang di TVRI anak saya antusias melihat, mereka senang dengan cerita yang disuguhkan juga melihat tampilan pemainnya baik bajunya juga rambut pemainnya. Tapi sayang, tidak diputar sampai tamat, sampai mereka dewasa, padahal anak-anak sudah menunggu ingin membuktikan apa yang saya ceritakan bahwa serial itu bagus.

Kembali ke drakor, lelah di rumah saja itu akan terbayar dengan melihat pemain drama dari korea,  terbukti pak suami jadi ketularan nonton drakor ha ha ha, dia bolak-balik bilang bahwa ceritanya bagus juga pesan moralnya mengena. Ingin tahu judulnya?  Legend of The Blue Sea,  alias drakor ikan duyung.

Memang saya akui banyak pesan moral dari awal hingga akhir cerita, selain itu mencampur cerita di waktu lampau dan masa depan atau disebut reinkarnasi itu asik sekali, biar halu tapi menarik. sila dilihat bila ingin tahu. Drakor yang dibintangi Lee Min Ho ini memang layak ditonton. Seperti ciri khas drakor lainnya,  romantis, ceria, lucu, sedih mengaduk aduk rasa jadi satu. Dijamin tidak menyesal rekreasi ringan dengan K-Drama.