Aku hanya diam dalam bimbang. Antara ingin refreshing naik kereta dan melihat ibu kota sebelum pindah.
Yang utama lagi ingin melihat para kru Kompasiana, wong ndesit ingin ke ibu kota, berijsama temannya yang masuk nominator mbak Anis Hidayatie, hanya sekedar sebagai tim sorak dan tepuk tangan.
Kini jadi bimbang ketika ada pemberitahuan bahwa si bocah belum melunasi uang rekreasi yang akan diadakan bulan Desember. Hmm dilema emak yang dompetnya tipis setipis kulit ari. Xixixixixiii
Celengan di platform sebelah juga sudah terkuras buat mbarep. Sedang aku sudah mendaftar sebagai peserta dalam acara Kompasianival nanti.
Putar otak dan menimbang, apakah ini sebuah keharusan atau hanya keinginan semata. Karena kesempataan tidak akan datang dua kali, walau hanya sekedar tim hore syalala. Bangga gitu jadi bagian dari Kompasiana walau hanya pemirsa.
Membayangkan bisa guyon, gojegkan sama mbk Anis dan mbak Lila, lalu memasuki gedung perayaan, duduk manis melihat para pemateri terkenal, bingung unggah status lalu tepuk tangan, senyam senyum sendiri, dan ngobrol ngalor ngidul. Ketemu teman Kompasianer lain yang selama ini hanya akrab pada sebuah karya dan chit chat grup. Eh masih dalam mapping hayalan. ha ha haaa
Ah sudah lah apa kata nanti, mengumpulkan receh dengan suka ria saja lah, itu lebih baik rasanya dari pada sakit kepala memikirkan sebuah rencana. Nanti malah salah menenggak obat urus-urus.
Bila memang rejeki, pasti dimudahkan segala harapan.Â
Teras angan, 14.11.2019Â