Mohon tunggu...
bengbeng arif
bengbeng arif Mohon Tunggu... Foto/Videografer - belajar tanpa kenal usia

kejar laaah impian mu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beredar Predator Fetish, Bermodal Riset Palsu untuk Mengelabui Korban

31 Juli 2020   18:34 Diperbarui: 31 Juli 2020   18:33 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wahai Para Maba 2021 di universitas UNAIR Surabaya, kalian harus speak up dengan kasus ini. Jika teman, kerabat kalian adalah salah satu korban dari seorang predator. Jangan biarkan predator seperti ini hidup di kampus kalian dengan merajalelah melakukan hal-hal yang membuat dia puas dan berhasil dalam melaksanakan aksinya. Tanpa rasa takut dan bebas di melakukan sesuka hatinya.

Di twitter sendiri trending dengan gilang 220.000 tweet ,bungkus 130 .000 tweet , Dek 81.400 tweet dan gemesin 10,400 tweet dengan semua yang di sebut gilang mendapatkan pringkat pertama dengan gilang menyusul kata-kata yang di keluarkan gilang saat merayu maba untuk melakukan aksinya. Modus yang di lakukan gilang selalu dengan maba dan dia menceritakan bahwa dia masiswa tingkat akhir universita UNAIR dengan berada di semester 10 yang membuat korbannya merasa kasian dan iba untuk menolong gilang. Dilansir dari Tribun News.com

Namun, pola pelecehan yang muncul kali ini berbeda. Gilang dinilai memiliki fetish membungkus orang lain dengan kain jarik atau kain batik, hingga kain tersebut menutupi seluruh tubuh korban. Itulah kenapa, saat ini sosoknya disebut sebagai "Gilang Bungkus". Lalu, dengan kedok ingin melakukan penelitian ilmiah, Gilang memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik, setelah sebelumnya kaki, tangan, mata, serta telinga korban diinstruksikan untuk ditutup menggunakan lakban.

Lalu saat permintaannya tidak dikabulkan, pria itu mulai mengeluarkan ancaman dan pemaksaan pada korban. Memiliki fetish, hingga saat ini sebenarnya belum dimasukkan sebagai kelainan seksual dan hal ini juga bukanlah sesuatu yang jarang dimiliki seseorang. Meski begitu, jika fetish yang dimiliki sudah membuat diri memaksa dan membuat orang lain merasa tidak nyaman, maka hal itu perlu segera diobati dan mendapatkan tindak lanjut.

Pakar seks ini dengan tegas menyebut Gilang adalah seorang psikopat. Dia bahkan menduga bahwa Gilang memiliki masa lalu yang kelam hingga berani berbuat seperti itu.

"Jadi betul-betul dia adalah seorang psikopat, orang penderita penyimpangan seksual," katanya.

"Itu pasti ada trauma-trauma masa kecil. Mungkin ya, saya tidak tau latar belakangannya, mungkin dia pernah diikat sama orang tuanya, atau disumbat mulutnya karena bandel, kemudian ditakut-takuti dengan pocong," sambung Dr Boyke.

Pihak Kampus UNAIR sudah melakukan surat terbuka untuk gilang dan keluarganya , menghubungi secara langsung cuman belum ada jawaban dari pihak gilang dan keluarga. Pihak kampus UNAIR menyerahkan semuanya kepada pihak yang berwajib.pihak kampus menginginkan kasus ini terselesaikan dengan cepat dan bisa di tindak lanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun