Mohon tunggu...
Benedikta AveMartevalenia
Benedikta AveMartevalenia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 00's

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Narasi Perkotaan sebagai Ciri Khas Film Angga Dwimas Sasongko

27 September 2021   16:55 Diperbarui: 27 September 2021   17:05 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara soal film berarti kita harus tahu juga siapa sutradara atau siapa penulis skenarionya. Nah penulis film sendiri dalam bahasa Perancis biasa disebut dengan Auteur. Auteur sendiri diperkenalkan oleh seorang ilmuwan bernama Francois Truffaut pada 1984. Menurut Francois Truffaut, seseorang dikatakan Auteur apabila seseorang membuat film bagus yang menulis dan juga menyutradarai dan memiliki keunikan maupun personality. Jadi tidak sekadar sutradara yang bagus saja dalam pembuatan film. 

Teori penulisan film kedua diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Andrew Sarris pada tahun 1962. Andrew Sarris menyatakan perkembangan dari teori Auteur ini secara detail bagaimana seorang sutradara atau penulis film layak disebut Auteur. Andrew Sarris (dalam Stam, 2000, h. 89) menjelaskan tiga syarat layak sutradara dapat dikatakan Auteur. Syarat pertama yaitu melihat kompetensi teknik sinematografi. Syarat kedua yaitu tidak sekadar punya personality tetapi memang benar-benar unik sehingga berbeda dengan sutradara lainnya (ciri khas yang istimewa). Syarat ketiga yaitu dilihat dari arti atau makna dari sebuah film yang dibuatnya (ada nilai seni yang bermakna). 

Setelah mengetahui syarat layak seseorang dapat dikatakan Auteur. Sekarang membahas tentang ciri film Auteur. Ciri pertama yaitu ada pada colour palette. Ciri kedua yaitu collaborative work. Ciri khas tersendiri lainnya terletak pada segi angle camera, lokasi, aktor, jalan ceritanya, genre. 

Supaya lebih spesifik lagi mari kita bahas salah satu Auteur Indonesia handal yaitu Angga Dwimas Sasongko. Sutradara atau Auteur Indonesia bernama Angga Dwimas Sasongko ini sudah tidak asing lagi ditelinga pada penci film-film Indonesia. Pria kelahiran Jakarta ini merupakan pendiri sekaligus Pejabat Eksekutif Tinggi atau CEO dari rumah produksi Visinema Pictures. 

Selain itu Angga Dwimas Sasongko juga merupakan co-founder dari perusahaan furniture dan interior Trystliving dan sebagai CEO Woodchef Indonesia. Dari banyaknya karir yang dia tekuni, tidak menghalangi niatnya untuk menjadi seorang sutradara yang sudah menyutradarai puluhan video klip musik dan iklan komersial dari berbagai merek serta berkeliling Indonesia untuk mengerjakan film dokumenter. 

Tadi bicara sekilas tentang karir Angga Dwimas Sasongko. Sekarang balik lagi ke karirnya yang menjadi sutradara. Angga Dwimas Sasongko sudah memenangkan beberapa penghargaan yaitu nominasi sutradara terbaik pada Festival FIlm Indonesia (FFI) 2010, dalam filmnya yang berjudul Hari Untuk Amanda. Kedua mendapatkan nominasi sutradara terpuji di Festival FIlm Bandung (FFB)  2015, dalam filmnya yang berjudul Filosofi Kopi. 

Selain itu, tidak disangka film terbarunya yang rilis tahun 2020 yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) juga sudah mendapatkan penghargaan sebagai karya terbaiknya selama 15 tahun menjadi sutradara film-film Indonesia.  Penghargaan yang dimaksud yaitu dalam Festival Film Internasional Shanghai dan Piala Maya. 

insertlive.com
insertlive.com

Menurut Angga Dwimas Sasongko film NKCTHI ini dibilang karya terbaik karena film ini  juga menceritakan tentang dirinya ( film yang secara treatment paling thoughtful). Sehingga dirinya memerlukan waktu satu minggu di hotel tidak keluar kamar hanya untuk menggarap film ini yang mana semua emosinya akan dia keluarga di dalamnya. Selain itu karakteristik tokoh dalam film NKCTHI begitu kuat. Terlebih lagi, seorang musisi, Ardhito Pramono, juga akan memulai debut dalam industri film yang berperan sebagai Kale. Ardhito juga menyumbangkan soundtrack berjudul Fine Today.

Ciri khas yang diberikan oleh Angga Dwimas Sasongko ini yaitu, ia membuat narasi kehidupan dalam lingkungan perkotaan. Contohnya dalam film NKCTHI, ia mengambil lokasi di atas gedung bertingkat yang memperlihatkan suasana Jakarta. Bisa dilihat juga dari cover filmnya. Selain itu film Filosofi Kopi yang lokasinya juga berada di salah satu cafe di Jakarta. Narasi bergaya perkotaan ini menceritakan kehidupan mulai dari keluarga, komedi, hingga romantis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun