Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Palang Pintu Bukan Hanya sebagai Ritus Pernikahan Masyarakat Betawi

10 Desember 2023   23:48 Diperbarui: 11 Desember 2023   10:46 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Yahya bersama kedua orang teman saya ketika meliput untuk kebutuhan mata kuliah audio storytelling. (dokpri)

Melalui kata-kata Bang Dodo, saya menyadari bahwa Palang Pintu tidak hanya berkutat pada ritual sakral, tetapi juga melibatkan pertunjukan yang cukup singkat, sekitar 10 hingga 15 menit, untuk menghindari kejenuhan penonton. 

Pendekatan ini menunjukkan kesadaran akan perubahan zaman dan kebutuhan akan kreativitas dalam menjaga daya tarik Palang Pintu di mata penonton.

Sebagai Betawi Pinggiran, Bang Dodo menegaskan bahwa penggunaan bahasa di Palang Pintu disesuaikan dengan karakter kasar Betawi Pinggiran. 

Hal ini menunjukkan bahwa Palang Pintu bukanlah tradisi yang statis, melainkan terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat.

Dalam konteks keanggotaan Palang Pintu Tradisi Leluhur, Bang Dodo menekankan bahwa siapapun dapat menjadi bagian dari sanggar ini. 

Keanggotaan tidak bergantung pada suku atau agama tertentu, melainkan pada kecintaan dan komitmen terhadap pelestarian warisan budaya. 


Dalam menjalani keanggotaan, Bang Dodo menyatakan bahwa anggota Palang Pintu memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan tradisi. 

Ritual di Bulan Mulut, seperti puasa dan kunjungan ke petilasan guru, menjadi bagian dari komitmen anggota untuk menjaga spiritualitas dan kesakralan Palang Pintu.

Namun,di sisi lain mereka juga fokus pada pentas seni dan upaya pelestarian tradisi. Menunjukkan adanya dualitas peran antara Palang Pintu sebagai organisasi seni dan Palang Pintu sebagai pembawa nilai-nilai sakral spiritualitas.

Dalam konteks pertunjukan Palang Pintu Tradisi Leluhur, Bang Dodo membagikan bahwa durasi pertunjukan dibatasi agar tidak menimbulkan kejenuhan di kalangan penonton. 

Mereka berusaha menjaga keseimbangan antara memberikan hiburan dan mempertahankan daya tarik tradisi. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam mengelola warisan budaya agar tetap relevan dan diminati oleh generasi yang semakin terpapar oleh berbagai bentuk hiburan modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun