Mohon tunggu...
Benedictus Adithia
Benedictus Adithia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kompasiana Youth Creator Batch 1 | Journalism Enthusiast

Ben mendefinisikan dirinya sebagai multiplatform storyteller, mencoba mengemas sebuah isu menjadi laporan mendalam berbasis jurnalistik menggunakan pendekatan informasi data sumber terbuka. Follow me on Instagram: @benedictus._

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Palang Pintu Bukan Hanya sebagai Ritus Pernikahan Masyarakat Betawi

10 Desember 2023   23:48 Diperbarui: 11 Desember 2023   10:46 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Palang Pintu lebih dari sekadar ritus pernikahan masyarakat Betawi. (KOMPAS.com/Kristianto Purnomo)

Dalam perjalanan merenungi kisah yang dipaparkan oleh Pak Yahya seorang seniman budaya Betawi tentang Palang Pintu, saya tidak hanya diajak ke dalam sejarah panjang dan perubahan.

Namun juga diberikan kesempatan untuk menggali lebih dalam esensi dan makna dari tradisi yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Betawi.

Sejarah Palang Pintu

Pak Yahya bersama kedua orang teman saya ketika meliput untuk kebutuhan mata kuliah audio storytelling. (dokpri)
Pak Yahya bersama kedua orang teman saya ketika meliput untuk kebutuhan mata kuliah audio storytelling. (dokpri)

Tradisi Palang Pintu, yang pada awalnya disebut Sapun atau Nyapun, merupakan bukti asimilasi dan adaptasi dari sebuah ritus yang melibatkan seni, musik, bahasa, dan spiritualitas.

Palang Pintu, yang mengalami perubahan nama pada tahun 1920-an, menjadi simbol utama dalam ritus Betawi, khususnya dalam konteks pernikahan. 

Dari kata Sapun atau Nyapun, yang memiliki makna mendalam dari kata kerja dan kata sifat "sopan santun", hingga menjadi Palang Pintu yang kita kenal hari ini, perjalanan sejarah ini mencerminkan bagaimana sebuah tradisi dapat terus berkembang dan mengganti identitasnya seiring berjalannya waktu. 

Dalam dekade pertama dan kedua abad ke-20, istilah Palang Pintu mulai populer, terutama karena masyarakat Betawi mulai melihat banyak palang-palang pintu di rumah-rumah mereka.

Penting untuk diingat bahwa Palang Pintu bukan sekadar nama atau simbol, melainkan perwujudan dari serangkaian tindakan dan elemen ritual yang membentuk identitas Betawi. 

Palang Pintu, dalam upacara pernikahan, tidak hanya melibatkan seni silat, tetapi juga menghadirkan baca sikeh, yaitu pembacaan syair-syair pujian dalam bahasa Arab.

Syair-syair ini bukan sembarang kata-kata, melainkan ungkapan kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun