Mohon tunggu...
Wulan Setyawati Hermawan
Wulan Setyawati Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

choose to grow, self. 🌼

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tetap Bahagia dan Trendy dengan Hidup Minimalis

24 Maret 2021   21:43 Diperbarui: 24 Maret 2021   21:50 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: summareconserpong.com

Dilansir dari website resminya, lyfewithless.com (2019), mengungkapkan bahwa "..we want to invite people to start living "enough" and reduce their consumptive and excessive impulsivity." Di mana, mereka sebagai suatu komunitas ingin mengajak masyarakat untuk hidup cukup dan mengurangi konsumsi berlebihan dan perilaku impulsif. 

Selain itu, Lyfe With Less juga mengungkap bahwa, "..minimalist lifestyle not only provides fresh air for space, but also for the soul. We believe that minimalism is attached to letting go, so close to gratitude and happiness." Artinya, hidup minimalis tidak hanya memberikan ruang segar untuk ruangan, namun juga untuk jiwa manusia. Mereka percaya bahwa hidup minimalis ini lekat dengan mengikhlaskan sesuatu, bersyukur, dan kebahagiaan.

Sumber: pinterest.com/kanganmehra
Sumber: pinterest.com/kanganmehra

Menariknya, sebagai suatu subkultur gaya hidup minimalis mulai banyak diterapkan dan dipelajari oleh masyarakat terutama pada masa pandemi COVID-19 ini. Terlihat adanya perubahan sosial dalam gaya hidup masyarakat. Berbagai stereotype yang semula begitu kuat pun mulai memudar dan kini gaya hidup minimalis mulai menjadi trend. 

Menurut saya, penyebab dari gaya hidup minimalis mulai menjadi suatu trend dalam masyarakat, karena masyarakat mulai memahami dan melihat manfaat dari hidup minimalis. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya media yang mengangkat isu hidup minimalis. 

Salah satu contohnya yakni artikel dari kompas.com yang berjudul "Coba Gaya Hidup Minimalis demi Kesehatan Mental" dirilis pada Juni 2020. Ada pula dari lifestyle.bisnis.com yang mewawancarai founder Lyfe With Less dengan menulis artikel berjudul "Gaya Hidup Minimalis Kian Tren Pada Masa Pandemi" yang dirilis pada November 2020.

Dari berbagai fenomena tersebut, dapat dilihat adanya perubahan sosial dalam masyarakat, mulai dari mindset hingga gaya hidup. Menurut Selo Soemarjan dalam Goa (2017: 56), perubahan sosial adalah perubahan pada suatu lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, yakni nilai, sikap, dan perilaku kelompok maupun masyarakat. Ada beberapa teori perubahan sosial, yakni Teori Konflik, Teori Siklis, Teori Fungsionalis, dan Teori Evolusi. Dalam konteks gaya hidup minimalis ini, kita akan menilik dari sisi Teori Fungsionalis. 

Teori fungsionalis memandang bahwa perubahan sosial terjadi diakibatkan karena adanya ketidakpuasan dari masyarakat terkait kondisi sosial yang terjadi. Perubahan yang ada tentunya tidak terlepas dari unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat, namun tidak langsung mempengaruhi semua unsur sosial. (Kompas.com). 

Apabila perubahan yang terjadi dinilai bermanfaat, maka perubahan tersebut bersifat fungsional dan akhirnya mampu diterima oleh masyarakat. Sebaliknya, apabila perubahan dinilai disfungsional maka perubahan akan ditolak. 

Pada konteks gaya hidup minimalis, berbagai perubahan yang terjadi tentunya dinilai bermanfaat atau fungsional. Terlebih ketika masa pandemi COVID-19 yang membantu masyarakat untuk mengontrol pengeluaran serta mengontrol stress. Sehingga, perubahan yang ada diterima dan diterapkan oleh masyarakat.

Selain itu, penerapan gaya hidup minimalis masa kini juga mengikuti perkembangan zaman. Contohnya ada pada aspek fashion atau pakaian yang sering kali dianggap kekinian. Individu yang menerapkan gaya hidup minimalis tentunya masih mampu mengikuti trend fashion masa kini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun