Pesantren bukan tempat sulap. Ia bukan ruang steril yang otomatis mengubah anak menjadi baik. Tanpa proses pendampingan psikologis, tanpa pengawasan yang sehat, dan tanpa pembinaan spiritual yang jujur, pesantren bisa menjadi tempat yang justru menjauhkan anak dari nilai-nilai Tuhan yang sejati—nilai kejujuran, cinta kasih, dan pertanggungjawaban moral.
Â
Menutup dengan Jujur
Sebagai masyarakat, kita perlu lebih jujur dalam menilai sistem pendidikan pesantren. Tak cukup hanya membanggakan jumlah hafalan atau aktivitas keagamaan, tapi perlu juga meninjau kualitas pembinaan karakter, kepekaan sosial, dan keamanan psikologis santri.
Orang tua juga perlu mengevaluasi niat: apakah memondokkan anak adalah langkah pendidikan, atau justru bentuk pelarian dari tanggung jawab mendidik? Sebab sejatinya, perubahan diri tidak ditentukan oleh tempat, melainkan oleh kesadaran yang tumbuh dari dalam dan tidak semua anak siap mengalaminya, terlebih jika mereka dikirim ke pondok dalam keterpaksaan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI