Mohon tunggu...
Fadhilatun Nafisa Benaya
Fadhilatun Nafisa Benaya Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Holaa! Aku si anak ekstrovert yang gemar mecoba hal baru dalam misi mencari pengalaman sebanyak banyak nya, suka traveling, apalagi kalau masalah kulineran, AKU JUARANYA !

Selanjutnya

Tutup

Book

Helobagas dan "Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu" : Antara Satra dan Suara Hati

2 Juni 2025   15:24 Diperbarui: 2 Juni 2025   15:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi (miik sendiri : Benaya)

Buku ini tidak hanya menyentuh individu secara pribadi, tapi juga menjadi perbincangan di media sosial. Banyak pembaca yang mengutip bagian-bagian dari buku ini sebagai refleksi pribadi mereka. Bahkan, beberapa mengaku menangis saat membacanya, karena merasa seperti membaca isi hati sendiri yang selama ini terkubur.

Selain itu, buku ini juga membuka ruang diskusi tentang pentingnya komunikasi antara anak dan orang tua, serta urgensi memahami kesehatan mental dalam konteks keluarga Indonesia yang sering mengedepankan ketabahan tanpa ruang untuk mengekspresikan kerapuhan.

Lebih dari Sekadar Buku

“Ibu, Aku Nggak Sekuat Itu” bukan hanya buku untuk dibaca  ini adalah pengalaman untuk dirasakan. Ia mengingatkan kita bahwa tidak apa-apa merasa lelah. Bahwa di balik senyum seorang anak, bisa jadi tersimpan luka yang dalam. Dan bahwa menjadi manusia berarti mengizinkan diri untuk rapuh, tanpa merasa bersalah karenanya.
Di akhir buku, Helobagas seolah mengajak kita semua untuk berdamai  dengan ibu kita, dengan diri kita, dan dengan luka yang belum sembuh. Sebuah ajakan yang lembut, namun penuh makna.

Sekilas tentang novelnya:

Genre: Drama, keluarga, emosional
Tema utama: Hubungan antara anak dan ibunya, pengorbanan, dan rasa bersalah
Gaya penulisan: Naratif, puitis, dan sering menggunakan bahasa yang menyentuh perasaan pembaca

Sinopsis singkat:

Ceritanya berpusat pada seorang anak yang merasa tidak mampu membalas semua pengorbanan ibunya. Ia menyimpan banyak luka batin dan tekanan hidup, tetapi selalu berusaha terlihat kuat di hadapan sang ibu. Novel ini menggambarkan dengan tajam betapa besarnya cinta seorang ibu dan betapa seringnya seorang anak merasa tidak cukup layak membalas semuanya.
Banyak kutipan dari novel ini yang viral karena begitu menyayat hati, seperti:

"Bu, maaf kalau aku sering pura-pura kuat. Sebenarnya aku lelah, tapi aku gak mau Ibu khawatir..."
Fakta menarik:

"Mungkin aku nggak pernah bilang secara langsung, tapi aku selalu ingin Ibu tahu... aku mencintaimu, meski kadang caraku menyakitimu."

"Aku sering menangis diam-diam, Bu. Di kamar, di kamar mandi, bahkan di jalan pulang. Tapi aku pastikan, saat sampai rumah, aku tetap tersenyum."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun