Mohon tunggu...
feri anto
feri anto Mohon Tunggu... Menulis untuk Indonesia

Karena menulis adalah perjalanan hati dan petualangan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Music

Interview Session, Grass Rock Melibas Zaman

24 Mei 2021   22:35 Diperbarui: 26 Mei 2021   17:02 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi Hanssinjal

Hans menjelaskan. Dengan adanya platform digital ini, ternyata juga menimbulkan pro -kontra bagi para seniman musik. Hans memberikan analogi. 

"Bahkan diluar negeri juga menjadi permasalahan oleh para pencipta lagu. Karena pendapatan dari platform musik digital yang terbilang kecil. Tapi bersyukurlah bahwa adanya platform musik digital membuat orang mudah membeli karya kita. Pemasukan terbesar bagi pemusik menurut Hans, tetap dari job manggung. 

"Tapi memang salah satu income yang paling besar kan memang manggung ya". Ia tetap memandang platform digital dan moment saat manggung, punya potensinya masing-masing.  

Disinggung tentang projek Grassrock terbaru. Hans berujar, kalau projeknya tentang aransemen lagu yang dulu pernah dibuat Grassrock. Mereka membuat lagu pada saat pandemic Covid-19. "Untuk saat ini memang benar-benar terhenti. Terakhir kita buat aransemen ulang lagu berjudul "Lagu Harapan" saat pandemi Covid-19 itu sekitar bulan April-Mei 2020". Dalam album ini mereka merencanakan mengisi album, dengan sepuluh lagu. 

"Lagu itu pernah dirilis pada 1992, album Bulan Sabit. Sebenarnya kita sebelum wabah Corona ini sedang buat album baru. Sudah sekitar 7 lagu. Rencana di album ada sekitar 10 lagu". Mereka urung membuat sepuluh lagu karena adanya wabah corona, dan sang gitaris yang sedang mengerjakan album gitar solonya. "Rencana kita masukin lagu terhenti dulu karena pandemi. Sementara itu juga, Edi Kemput juga lagi buat album solo gitarnya,". jelas Hans lagi.

Dokumen Pribadi Grassrock
Dokumen Pribadi Grassrock
Seperti orang kebanyakan, Hans sebagai vokalis juga mempunyai hobi / kesenangan diluar musik. Ia bercerita kerap melakukan olahraga dan melakukan aksi sosial. "Hobi selain musik, gue juga olahraga. Sekarang ya mulai aktif lari lagi. Dulu memang gw suka olahraga. Suka olahraga Crossfit. Tapi gw memang orangnya aktif.

Selain bermusik, memang gw juga suka kegiatan sosial. Bantu orang-orang  kurang mampu. Gw memang dari dulu suka aktivitas sosial. Pernah ikut jadi relawan di yayasan. Bahkan dulu sempat diajak ke desa tertinggal buat bantu kegiatan sosial disana. Sekarang jg mulai aktif lagi bantu teman-teman di Yayasan Saluran Berkat Mandiri (YSBM Foundation)".

Sebagai anak band, kadang satu dengan yang lainnya mempunyai pemikiran yang berbeda. Hal ini riskan menimbulkan perseteruan dan perpecahan. Hans memberikan tips untuk menjaga keutuhan sebuah band. "Di dalam band itu kita punya otak masing-masing (pikiran/mind) yg berbeda. Ada maksud dan tujuan yang berbeda setiap masing2 orang. Pasti ada konflik disitu. Tapi kita kembali ke tujuan sebagai band untuk berkarya. Itu aja. Ada keterikatan satu sama lain dalam membangun band ini sih".

Dokumen Pribadi Grassrock
Dokumen Pribadi Grassrock
Dirinya juga menjelaskan agar anak band menjadi dirinya sendiri. "Jadi diri sendiri, dan jangan pernah menyerah sih. Tetap terus berkarya". Hans sendiri sebagai vokalis, juga mempunyai sejumlah panutan dalam bermusik. Ia mengidolakan sejumlah musisi. "Panutan gw banyak. Dari Sting, Phil Collins, Chrisye, Roxx, Roy Jeconiah, Slank, The Police. Musisi senior yang tergabung di I. Ki (Indonesia Kita). Jadi gw masuk komunitas I. Ki disitu ada Renny Djayusman sebagai pendiri dan ketuanya. Tapi banyak musisi yang tergabung juga, ada; Barry Saint Loco, Nyonk Webster Saint Loco, Roy Jeconiah, Sylvia Sartje, Candill, Ita Purnamasari, Dewa Budjana, Donny Suhendra, Harry Toledo, Taraz, Jelly Tobing, Ikmal Tobing, dan semua personil Grassrock jg masuk. Kebanyakan memang musisi rock tapi ada juga musisi jazz dan pop. Buat album juga".

Sebagai individu dan vokalis band Grassrock, Hans ingin agar nantinya ia bisa terus berkarya, dan menjadi inspirasi banyak orang. "Band Grass Rock tetap menjadi band progresif rock dan terus berkarya. Band yang tetap menjadi band rock yang menginspirasi. Tetap buat album, buat lagu". Jelas Hans menutup sesi wawancaranya dengan saya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun