Fano: Baik mas, bicara mengenai persaingan, kami sebagai pelaku Energi baru terbarukan (EBT) memiliki banyak tantangan, pertama tidak bisa dipungkiri bahwa EBT harus hidup berdampingan dengan energy fossil, diluar regulasi dan kepedulian masyarakat terhadap eco-friendly, kami menyadari bahwa energy fossil merupakan produk yang telah lama, familiar, dan lebih murah serta cenderung telah menguasai pasar.
Tidak hanya harus mencari strategi bagaimana bisa bersaing dari segi harga, tetapi juga aspek penerimaan masyarakat. Produk yang kami tawarkan adalah sesuatu hal yang baru, Kampanye lebih ramah lingkungan saja belum cukup untuk mengedukasi masyarakat untuk dapat beralih dari fossil ke renewable. Dibutuhkan pendekatan lain untuk bisa mengakuisisi mereka, atau dengan strategi lain, yaitu bermitra dengan para pemain energy fossil. Isu yang sedang hangat adalah regulasi terkait Energy Mix di tahun 2025 dimana terdapat alokasi 25% dari sector EBT terhadap bauran energi nasional. Hal ini menjadi menarik karena produk kami bisa tetap bersaing di tengah isu menurunnya harga minyak dunia.
Lantas, strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah terus berjejaring dan menjalin kemitraan strategis, baik itu terkait supply bahan baku, operasional, hingga hilirisasi produk. Kami sebagai perusahaan yang fokus terhadap Waste-to-energy tentu melihat adanya kompetisi ini sebagai sebuah cara bagi kami untuk terus berinovasi, mencari keunikan dari produk kami, dan memperluas jaringan melalui beberapa kegiatan baik itu yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Selain itu, kami juga terus berusaha untuk melakukan invoasi, dengan membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan minatnya di AIlesh Power. Hal yang paling terlihat dari upaya tersebut adalah riset dan inovasi kami yang teraktualisasi, mencari sumber dan potensi pengembangan baru serta tidak merasa cukup dengan hasil yang didapat sebelumnya. Hadirnya mahasiswa di tim kami juga menjadi penyegar disaat kami merasa buntu dengan pemikiran dan aktivitas problem solving yang kami lakukan.