Mohon tunggu...
BEM Undip
BEM Undip Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Official account of BEM Diponegoro University, the words behind the college students.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diponegoro Lawyer Club: Memangnya Indonesia Siap Berubah ke Energi Baru?

19 November 2022   16:00 Diperbarui: 19 November 2022   16:04 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini penggunaan energi fossil sebagai sumber energi memang sudah banyak dilakukan. Namun, sayangnya energi fossil ini menyumbang banyak emisi yang menyebabkan polusi udara. Polusi yang ditimbulkan ini berpengaruh pada banyak aspek.

Mulai dari aspek kesehatan, ekonomi, lingkungan, dll. Berdasarkan data dari Kemenkes (2018) usia penduduk Indonesia rata-rata berkurang 1,2 tahun akibat konsentrasi partikel debu halus di udara. Selain itu, Indonesia juga menempati peringkat ke-17 sebagai negara paing berpolusi sedunia dan peringkat 1 negara paling berpolusi di Asia Tenggara (Dunia IQAir,2021). 

Realita ini tentu sangat mengkhawatirkan karena berdasarkan penelitian, polusi udara menjadi faktor utama dari penyakit stroke, asma, jantung, dan paru-paru. Melihat keadaan tersebut, pemerintah Indonesia berusaha menyelesaikannya dengan membahas RUU EBT. Harapannya RUU ini dapat segera disahkan dan diimplementasikan agar masyarakat mulai beralih dari energi fossil ke EBT (Energi Baru Terbarukan). Namun, peralihan ini rupanya juga menghadapi berbagai tantangan.

Mulai dari kesiapan masyarakat Indonesia untuk beralih menggunakan EBT hingga limbah yang nanti akan dihasilkan. Apakah Indonesia siap menggunakan EBT? Apakah EBT pilihan tepat untuk menyelamatkan lingkungan Indonesia? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya telah terjawab di DLC 2022. 

Diponegoro Lawyer Club merupakan sebuah kegiatan diskusi interaktif antara alumni dan mahasiswa untuk berdialektika tentang isu yang hangat di masyarakat. Pada tahun pertamanya, Diponegoro Lawyer Club atau yang disingkat dengan DLC, mengangkat tema transisi penggunaan Energi Fosil ke Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang implementasinya dibahas lebih dalam lagi. Pembahasan Ini juga mempertimbangkan berbagai aspek, contohnya aspek biaya dan efisensi.

DLC menghadirkan Dr. Ir. Sujarwanto Dwiatmoko, M.Si (Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah), Moristanto, S. T.,M.Ec.Dev., M.A (Koordinator Penyiapan Program Bioenergi), Dr. Jaka Windarta (Kepala Program Studi Magister Energi Sekolah Pascasarjana) dan juga Didik Armansyah (Presiden DEM) untuk ikut menyampaikan pendapatnya. Acara yang digelar pada Minggu (12/11) kemarin, juga mengajak Ketua BEM dan Senat seluruh Fakultas-fakultas dan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

Dokpri
Dokpri

“Apakah penyiapan program EBT ini sudah sepenuhnya siap? Dan apa yang dipersiapkan oleh Indonesia?” Naufal Ramadhan selaku moderator acara mengajukan pertanyaan pertama dengan lugas saat membuka sesi diskusi.

Pertanyaan tersebut langsung dijawab dengan lugas oleh Bapak Moristanto. “Perubahan Iklim itu sudah nyata pasti terjadi. Jadi kita harus melakukan persiapan, seperti simulasi untuk kedepannya. Kita akan tetap mengeluarkan emisi, tetapi diserap aktivitas lain. Emisi kita lebih dari 90% primer dari minyak bumi dan batu bara. Dan hanya 8% dari terbarukan. Yang menjadikan terbarukan yang bisa dipake cuma 10 watt padahal bisa smpai 403 watt.”

Menanggapi pernyataan Bapak Moristanto, moderator kemudian menanyakan pertanyaan baru yang relevan dengan tujuan dari RUU EBT yaitu Indonesia bebas emisi pada tahun 2060 “Apakah 2060 Indonesia bisa bebas dari emisi?” Moderator langsung bertanya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun