Mohon tunggu...
Bellah Fatimah
Bellah Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Hoby menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini Evaluasi Dampak Udara Yang Tidak Sehat Terhadap Program Pendidikan di Ogan Ilir

7 Oktober 2023   12:20 Diperbarui: 7 Oktober 2023   12:38 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Evaluasi program diartikan sebagai proses pencarian informasi, penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara sistematis tentang perencanaan, nilai, tujuan, manfaat, efektifitas dan kesesuaian sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Anas Sujono (2003) evaluasi pembelajaran adalah proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi pembelajaran sangatlah penting dilakukan karena kita harus mengetahui efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik.

Berkaitan dengan konsep penilaian dan evaluasi, seperti yang dikutip dari Widoyoko bahwa ada 3 istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yaitu tes, pengukuran, dan penilaian (test, measurement, and assessment). Widoyoko menguraikan tes sebagai salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Lebih lanjut Mardapi dalam Widoyoko, mengatakan bahwa tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu.

Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau karakteristiknya menurut aturan tertentu. Widoyoko sendiri menyimpulkan pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Widoyoko penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda dengan evaluasi. Popham (1995:3) dalam Widoyoko mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan.

Evaluasi dampak udara yang tidak sehat terhadap Program Pendidikan di Ogan Ilir dilakukan karena udara di Ogan Ilir saat ini semakin tidak sehat akibat asap yang dihasilkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang belakangan ini semakin parah. Kabupaten Ogan Ilir menjadi salah satu wilayah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan yang cukup parah.

Akibat kebakaran lahan kualitas udara di wilayah Ogan Ilir per-02 Oktober 2023 kemarin yang dirilis DLHK, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) telah berada di level udara tidak sehat dan sangat tidak sehat. Bahkan wali murid di Ogan Ilir mendesak Pemerintah Kabupaten (PemKab) Ogan Ilir untuk meliburkan sekolah.

Kendati demikian Kadisdik Ogan Ilir menilai sistem belajar mengajar daring tidak efektif. Pemkab Ogan Ilir memilih untuk mengeluarkan surat edaran dengan mengubah dan memundurkan jam belajar mengajar ke pukul 09.00 WIB, mengurangi jam belajar mengajar hingga meniadakan kegiatan belajar mengajar diluar ruangan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Ogan Ilir, Sayadi, mengatakan pihaknya tidak atau belum menerapkan belajar mengajar secara daring karena beberapa pertimbangan misalnya belum tentu setiap anak mempunyai Handphone (HP), selain itu belum tentu setiap orang tua mampu untuk membeli pulsa atau kuota untuk melakukan daring disamping terkendala jaringan atau sinyal.

Model evaluasi yang digunakan dalam kasus ini yakni Evaluasi Model Stake (Countenance Model). Model ini dikembangkan oleh Robert E. Stake dari University of Illinois. Menurut Worthen & Sanders (1981: 113), Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi, yaitu description dan Judgment, dan membedakan adanya tiga tahap, yaitu: antecedent (context), transaction/process, dan outcomes. Deskripsi menyangkut dua hal yang menunjukkan posisi sesuatu yang menjadi sasaran evaluasi, yaitu: apa tujuan yang diharapkan oleh program, dan apa yang sesungguhnya terjadi. Evaluator menunjukkan langkah pertimbangan yang mengacu pada standar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun