Mohon tunggu...
Bella BektiTriwulandari
Bella BektiTriwulandari Mohon Tunggu... Penulis - Bella BektiTriwulandari

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran dan Strategi Perbankan di Masa Pandemi

24 Juni 2021   07:00 Diperbarui: 24 Juni 2021   07:20 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Coronavirus merupakan virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Tetapi, saat ini Indonesia sudah menerima tiga jenis vaksin yang akan di suntikkan kepada masyarakat secara gratis.

Bahkan, Presiden Joko Widodo adalah orang pertama yang akan divaksin, Vaksin yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo adalah jenis Vaksin Sinovac. Vaksin Sinovac ini dikembangkan dengan tekonologi vaksin, inactivated virus atau virus utuh dari SARS-CoV-2 penyebab covid-19 yang sudah dimatikan. Tujuan vaksin jenis ini untuk memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respon penyakit yang serius. 

Selain jenis Vaksin tersebut ada jenis Vaksin AstraZaneca merupakan salah satu vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan asal Inggris bersama ilmuwan di University of Oxford. Vaksin ini mengambil virus yang menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan infeksi parah terhadap manusia. Dan Vaksin Sinopharm adalah jenis vaksin Covid-19 yang menggunakan teknologi pengembangan yang sama dengan Vaksin Sinovac.

Pandemi Covid-19 selama hampir satu tahun telah menyebabkan kondisi perekonomian dunia melemah dan memicu resesi ekonomi global. Dampak pandemi Covid-19 terasa di segala sektor, tak terkecuali sektor keuangan.

Pandemi semakin memperburuk perekonomian, sehingga bank diprediksikan akan menghadapi persoalan peningkatan kredit macet. Meski demikian, suku bunga rendah dan peraturan yang lebih fleksibel kemungkinan akan  menekan adanya risiko ini.

Oleh karena itu, dalam hal ini pemerintah membuat stimulasi dalam bidang perbankan bagi masyarakat debitur yang terdampak Covid-19. Sejauh ini, kinerja perbankan dapat dikategorikan masih dalam keadaan baik dan masih terjaga meskipun sedang terjadi wabah Covid-19 ini. Namun jika dalam waktu yang panjang wabah ini belum juga terselesaikan, maka keadaan kinerja ekonomi perbankan kemungkinan akan mengalami penurunan atau memburuk. Karena keadaan kinerja perbankan untuk beberapa bulan bahkan beberapa tahun kedepan akan sangat bergantung kepada bagaimana penanganan Covid-19 dimasa sekarang.


Adapun strategi bank yang dapat dilakukan di tengah pandemi, yaitu melalui:

Pertama, bank harus mengelola mitigasi risiko dengan tepat, yang memiliki arti Bank harus punya peta navigasi baru untuk dapat menghadapi krisis yang ada. Proses mapping debitur untuk proses restrukrisasi harus segera jalan dan jelas sehingga cashflow bank terlihat setelah melakukan treatment.

Kedua, bank harus fokus pada industri yang prospek untuk dibiayai. Bank harus tebang pilih pada sektor usaha yang eksis dan berkembang di tengah merebaknya wabah Korona. Adapun, menurut riset Dcode EFC (2020), sektor usaha (potential winner) tersebut adalah sektor; agribisnis, telekomunikasi, ritel e-commerce, farmasi, produk pembersih & alat kesehatan.

Ketiga, digital banking. Layanan produk dan jasa harus dikonversi menjadi digital banking. Proses tersebut harus berjalan bertahap dan inisiasinya dilakukan secara terus menerus. Namun, tidak semua produk dan jasa harus menggunakan digital banking, terdapat bisnis inti yang masih membutuhkan fungsi oleh unsur manusia. Beberapa fungsi yang melibatkan unsur manusia, sehingga keberadaannya tidak dapat digantikan oleh digital banking. 

Salah satu peran tersebut adalah aktivitas pendampingan dan konsultasi bisnis. Sebagai contoh, misalnya ketika nasabah bank yang bisnisnya terganggu akibat Covid-19, maka ia akan mendapatkan pendampingan dan konsultasi bisnis dari tenaga pemasar bank. Bank memiliki Relationship Manager (RM) yang tersebar di seluruh Indonesia. Peran RM ini akan mendampingi sekaligus sebagai konsultan apabila nasabah mengalami masalah dalam operasional bisnisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun