Mohon tunggu...
Belgi Anggun Gorlitza
Belgi Anggun Gorlitza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Masyarakat'19, Universitas Sebelas Maret

Hey there! i am using kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jahitannya Tembus ke Hongkong, Omset Penjahit ini Meroket Beberapa Kali Lipat

11 Agustus 2023   12:40 Diperbarui: 11 Agustus 2023   13:23 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 05 Desember 2022 merupakan tanggal penuh keberkahan bagi seorang penjahit di Desa Ngadirejo, Ibu Maryam. Pasalnya beliau baru saja menerima pesanan dari Hongkong yaitu pakaian kebaya manten Jawa dan pakaian Jathil Reog Ponorogo. Sebanyak delapan belas pcs dan lima pcs kebaya manten Jawa full payet akan dikirim tanggal 17 Desember 2022. Per pcs kebaya full payet tersebut berisi atasan, bawahan, dan aksesoris (kipas dan mahkota), sedangkan per pcs pakaian jathil hanya berisi atasan dan bawahan.

Per pcs kebaya manten diberi harga Rp800.000-Rp1.500.000, tergantung kesulitan model yang diminta. Untuk harga per pcs pakaian jathil kisaran Rp85.000-Rp100.000. Pakaian jathil dibuat dengan berbagai warna dan pernak-pernik. Nantinya paket pakaian tersebut akan dikirimkan melalui jasa kirim khusus yang sudah disediakan oleh komunitas tenaga kerja wanita (TKW) di sana.

Berkat pesanan di bulan desember ini, omset Bu Maryam bisa mencapai empat kali lipat. Terkadang hanya menyentuh angka satu juta tetapi kali ini bisa menghasilkan kurang lebih sekitar lima juta. "Nominal yang lumayan memuaskan bagi penjahit kecil di desa, seperti saya ini," ucap penjahit telaten tersebut sambil tersenyum sumringah.

Ibu Maryam, pemilik Bustanul Collection, sebenarnya tidak pernah mengira akan menerima pesanan dari Hongkong. Pesanan ini berawal dari reuni melalui video call dengan beberapa teman SMA-nya. Salah satu dari teman SMA tersebut bekerja sebagai TKW di Hongkong. Teman Bu Maryam yang bekerja sebagai TKW ini mengatakan bahwa dirinya sedang repot mengurus event komunitas TKW sebab penonton ramai berdatangan ketika di bulan Desember dan Januari karena bersamaan dengan perayaan natal dan tahun baru.

Event nusantara yang diadakan oleh komunitas TKW tersebut berbentuk fashion show ragam pakaian khas nusantara serta pertunjukan Reog Ponorogo. Kemudian teman Bu Maryam ini meminta tolong kepada Bu Maryam untuk dibuatkan kebaya manten dan pakaian jathil karena cukup sulit mencari kebaya di negara Hongkong. Bu Maryam pun mengiyakannya.

Beliau bersyukur karyanya bisa menembus mancanegara. Dengan begitu batik, kebaya, dan kesenian Reog dapat lebih dikenal oleh warga Hongkong sebagai pakaian serta budaya asli Indonesia. Bu Maryam juga mengatakan bahwa berdasarkan kata temannya ada beberapa warga negara Hongkong yang memuji kebaya jahitannya. Mereka menilai pakaian tersebut begitu unik. Dikarenakan hal tersebut, Bu Maryam mulai diminta untuk membuat kebaya setiap bulannya sebanyak dua atau tiga pcs guna keperluan event lainnya.

Menurut Bu Maryam, seorang penjahit dituntut memiliki ketelatenan dan kesabaran yang tinggi agar menarik lebih banyak konsumen. "Jadi penjahit harus mampu berpikir kreatif, ulet, dan tepat waktu. Eksplor terus kemampuan menjahitnya, misalnya dengan mengikuti pelatihan bordir juga," pesan Bu Maryam untuk orang-orang yang akan memulai bisnis jahit.

Penulis             : Belgi Anggun (22411005)

Lokasi liputan  : Desa Ngadirejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun