Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jadi Teman

23 Desember 2022   16:05 Diperbarui: 23 Desember 2022   16:08 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jadi teman. Ada alasan untuk jadi teman. Dua orang baru bertemu. Langsung jadi teman. Sebaliknya, ada yang baru bertemu, langsung bermusuhan. Jadi musuh. Kita manusia ini diciptakan untuk jadi teman satu sama lain dengan tujuan tunggal, sama-sama bahagia. Jadi teman untuk bahagia. Jadi teman untuk berbuat kejahatan, itu bukan teman. Tetapi musuh dalam selimut. Dua orang yang demikian tidak saling topang tapi setiap saat saling menjegal sampai salah satu hancur. Inilah tragedi hidup umat manusia sekarang ini.

Jadi teman menjadi kegiatan yang langka. Tiap orang mencari selamat. Saling menyelamatkan itu jarang terjadi. Saling mengintip, saling curiga, saling menjatuhkan dianggap hal yang lumrah. Ini awal dari segala malapetaka di dunia ini. Pencipta kita, TUHAN, menempatkan kita di bumi yang indah ini untuk saling mengindahkan, ternyata lebih sering saling menjatuhkan. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Tiap kita manusia ini ada Nafsu. Nafsu ini dorongan yang baik untuk jadi baik. Nafsu ini diberikan TUHAN untuk ingin yang baik, pikir yang baik dan buat yang baik. Tiap kita ada Nalar. Itulah gudangnya pengetahuan dan pengalaman. Dengan Nalar kita cari, dapat dan simpan pengetahuan dan pengalaman yang baik untuk dibagikan kepada teman. Kita juga ada Naluri. Ini yang mendorong kita untuk hidup berteman. Kita ada Nurani. Ini yang membedakan kita dari binatang. Tiga yang lain, Nafsu, Nalar, Naluri ada pada binatang, tapi Nurani, tidak. Hanya kita manusia saja yang ada Nurani. Ini tidak perlu dipertanyakan. Cukup dipahami dan diterima. Atas dasar kelengkapan empat unsur, Nafsu + Nalar + Naluri + Nurani inilah kita menyadari diri sebagai manusia yang bisa berteman dan jadi teman dengan siapa pun saja asal itu manusia. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Jadi teman itu, wajib hukumnya. Jadi lawan, tidak boleh ada dalam kamus hidup kita manusia. TUHAN tersenyum menyaksikan kita ciptaan-Nya jalan bergandengan tangan, duduk sejajar, wajah cerah, langkah gagah menjelajah dunia menuju dunia abadi saat semua kita manusia jadi teman untuk selamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun