Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hak (Presidensi G20 Bank Indonesia)

29 Juli 2022   20:55 Diperbarui: 29 Juli 2022   20:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hak. Semua manusia ada hak. Hak atas apa saja, kecuali hidup. Tidak ada satu manusia pun yang ada hak atas hidupnya sendiri maupun hidup orang lain. Lalu hidup itu bergantung pada lingkungan hidup. Seluruh alam semesta ini adalah lingkungan hidup untuk ada kehidupan. Jadi lingkungan hidup itu bukan hanya terdiri dari tumbuhan dan hewan yang hidup tetapi seluruh isi alam ini adalah lingkungan hidup. Kalau begitu, manusia tidak ada hak atas hidup sekaligus atas lingkungan hidup. Hak itu hanya ada pada pemiliknya, yaitu TUHAN. Alam ini ada Pemiliknya. Lalu kita manusia ada hak apa atas milik Sang Pemilik? Kita hanya ada hak untuk pelihara dan pakai sesuai kebutuhan. Kalau ada hak demikian, dengan sendirinya ada kewajiban untuk jaga, atur dan pakai sesuai kebutuhan.

Kita manusia ada Nafsu untuk pakai hak itu. Hak itu harus dipahami dengan pertimbangan Nalar yang jernih dan jujur. Hak juga harus dipakai dengan pertenggangkan sesama manusia secara adil . Dan yang paling utama, hak itu harus dipakai sesuai bisikan Nurani yang mengatakan bahwa segala yang ada ini ada Pemiliknya, yaitu TUHAN. (4N, Kwadran Bele, 2011).

 Kelompok mana pun termasuk kelompok 'G 20' yang terdiri dari Uni Eropa dan 19 Negara di dunia ini kalau bertemu, bicarakan kewajiban lebih utama dari pada hak. Kalau mulai bicara hak, maka pasti akan ada pertengkaran tidak ada ujung. Hak bisa bergeser dan berubah sewaktu-waktu. Kewajiban, tidak. Sejak awal kita manusia tercipta sampai akhirat, kewajiban tetap kewajiban, tak berubah dan tak tergeser, tak bertambah tak berkurang. Tetap. Apa itu? Kasih. Kasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Ini ditetapkan oleh TUHAN.  Itulah kewajiban. 

Kelompok 'G-20' kalau adakan pertemuan, itu pertemuan Kasih. Bukan pertemuan untuk kali-bagi hak. Pertemuan untuk saling sadarkan tentang kewajiban. Siapa bantu siapa. Itu kewajiban, bukan hak. Saling membantu. Itu bahagian dari Kasih. Semua manusia yang menyatakan diri anggota dalam Kelompok 'G-20' mempunyai kewajiban untuk saling mengasihi ke dalam dan ke luar. Bumi ini akan dihuni dengan penghuni yang tahu diri kalau tiap kita manusia sadar akan kewajiban yang pertama dan utama ini, saling mengasihi. 

Kita di dunia ini sudah tergelincir jauh ke dalam filosofi yang keliru tentang hak sekian rupa sampai untuk mempertahankan hak itu yang bukan hak, dibuat senjata tumpul - tajam, api - atom. Manusia tanpa senjata bukan utopia. Mulai sekarang, kita harus merubah pikiran kita, bicaralah tentang kewajiban dari pada hak. Hak menjerumuskan, kewajiban mengarahkan. Lomba buat makan enak dan bergizi dari pada lomba buat senjata canggih yang mematikan. 

Betapa indahnya hidup bersaudara di dunia ini. Wajib saling membantu, saling menolong, saling mengasihi. Inilah tema dasar untuk bertemu antara sesama manusia, termasuk pertemuan dari kelompok 'G-20'. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun