Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Hidup

11 Juni 2022   13:52 Diperbarui: 11 Juni 2022   14:11 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat hidup. Hidup filsafat.  Pemikiran terdalam tentang hidup, filsafat hidup. Hidup jabarkan kebenaran, hidup filsafat. Filsafat itu hidup, tidak mati. Filsafat itu karya setiap orang, setiap orang berfilsafat. Siapa yang hidup berlandaskan kesalahan? Setiap orang hidup atas dasar kebenaran. Itulah hidup filsafat. Suka kebenaran, pikir kebenaran, ikut kebenaran, rasa kebenaran, itulah hidup filsafat. 

Nafsu, suka kebenaran. Nalar, pikir kebenaran. Naluri, ikut kebenaran. Nurani, rasa kebenaran.  Gabungan empat unsur dalam diri manusia yang senang, gembira, puas dan bahagia dengan kebenaran, itulah hidup filsafat. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Filsafat hidup itu sama dengan nilai hidup. Nilai itu selalu dalam arti positif, baik, benar, bagus (3B). Tiap kita manusia berjalan atas dasar filsafat yang kita cari, Nafsu, yang kita pikir, Nalar, yang kita ikut, Naluri, yang kita rasa, Nurani. Mengabaikan salah satu dari  empat usur ini, atau meninggalkan salah satu dari empat unsur ini,  malah menyangkal salah satunya, sama dengan menyangkal filsafat hidup yang sering terjadi tapi gagal terjadi. Filsafat hidup itu manusiawi, dan manusia itu filsafati. Benar, baik, bagus, itulah dasar hidup bersaudara, dan itulah filsafat hidup dan hidup filsafat.

Bayi yang sedang menghisap susu ibunda, berfilsafat. Hanya belum diungkapkan dengan kata-kata. Bayi itu menyukai susu ibu, Nafsu. Mengetahui bahwa itu susu ibu, Nalar. Mulut menempel pada susu ibu, Naluri. Tenang menyusui, Nurani. Inilah filsafat tak terungkap dengan kata-kata tetapi dihayati dengan denyut jantung dan diraba dengan jemari tangan mendekap. Memarahi sampai membentak malah memukul bayi yang sedang menyusu, sadis. Begitu pun setiap kita manusia ini, saya, anda, dia, kita, sama persis dengan bayi yang sedang menyusui menghisap susu bunda, alam. Tidak boleh saling sikut. Sama-sama mau hidup.

Filsafat hidup mendorong kita untuk sama-sama suka hidup. Nafsu. Sama-sama cari hidup. Nalar. Sama-sama nikmati hidup. Naluri. Sama-sama syukuri hidup. Nurani. Setiap kita anut filsafat hidup dan hayati filsafat hidup dalam arti yang asli ini, hidup yang baik, benar dan bagus. Pencipta kita, TUHAN, sebar kita dan huni bumi ini untuk hidup dalam filsafat hidup menjadi hidup filsafat. Itulah hidup bersaudara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun