Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Jujur (3)

3 Desember 2021   11:35 Diperbarui: 3 Desember 2021   11:55 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nafsu ada dalam diri manusia untuk mencari ilmu dan menimba pengalaman. Ini yang disebut pendidikan. Nafsu juga ada untuk mencari upaya  hidup segar dan sehat. Ini termasuk kebutuhan untuk kesehatan. Pikiran sehat ada dalam tubuh yang sehat. Erat berkaitan. Pikiran sehat artinya Nafsu untuk mencari dan menimba ilmu dikendalikan sungguh-sungguh. Tubuh sehat artinya segala kebutuhan sandang, pangan, papan itu dipenuhi secukupnya, tidak sampai kekurangan dan tidak perlu kelebihan. Pas-pas. Ini yang disebut hidup wajar, hidup Jujur.

Nafsu menekuni ilmu pengetahuan itu baik dan terpuji. Setiap manusia ingin tahu apa saja yang ia butuhkan. Ingin tahu ini muncul dari nafsu cari tahu. TUHAN beri Nafsu dalam bentuk dorongan dan kemampuan kepada kita manusia untuk mengetahui mana benar dan mana salah. Pengetahuan bisa diperoleh melalui pendidikan. Jadilah manusia pintar, cerdas, terdidik. Melalui pendidikan kita manusia mengetahui dan mengembangkan bahan-bahan kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Ini karya Nalar. Kalau kebutuhan pokok ini terpenuhi dengan baik maka hidup kita akan sehat.

Nafsu untuk pintar dan sehat harus diatur oleh Nalar. Tidak boleh pintar untuk memperdaya sesama. Tidak boleh sehat untuk mencelakakan orang lain. Kalau sudah pintar dan sehat, setiap kita harus gunakan untuk bantu orang lain. Ini karya Naluri. Kerjasama antara Nafsu, Nalar dan Naluri ini diteduhkan oleh Nurani. Hasilnya, hidup pintar dan sehat yang menjadikan setiap kita mempunyai karakter yang baik dan berguna untuk diri dan sesama. Ini yang dikehendaki oleh TUHAN, SANG PENCIPTA kita. (4N, Kwadran Bele, 2011)

Nafsu untuk pintar dan sehat ini kalau diselewengkan maka manusia itu akan menjadi seorang penipu ulung, perusak kawakan. Tindakan memakai salah Nafsu untuk pintar dan sehat itu yang dikenal dengan istilah KKN, Korupsi-Kolusi-Nepotisme. Pengetahuan diselewengkan akibatnya orang salah menerapkan ilmu dengan tahu dan mau sehingga ada penderitaan di mana-mana. Sehat itu perlu tapi menjadi sehat untuk menyakiti sesama, sama sekali tidak diperkenankan. 

Nafsu menjadi cerdas dan sehat itu anugerah dari TUHAN untuk saling menyejahterahkan antara kita sesama manusia. Jadilah cerdas, jadilah sehat. Badan sehat, otak cerdas, pergaulan santun, hati tenteram. Itu kehendak TUHAN bagi kita manusia yang hidup di bumi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun