Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dari Sudut Filsafat

5 Agustus 2021   09:35 Diperbarui: 5 Agustus 2021   10:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat turun derajat. Memangnya filsafat itu duduk di mana sehingga turun? Siapa yang naikkan dia dan siapa yang turunkan dia? Kalau filsafat itu ilmu maka  di dunia ini tidak ada satu ilmu pun lebih tinggi dari ilmu yang lain. Semua ilmu itu ada di bidangnya masing-masing. Saling melengkapi. Jadi filsafat itu kalau dilihat sebagai ilmu, sama dengan ilmu lain. 

Filsafat debagai pandangan hidup, maka tolong tunjukkan atau buktikan, manusia mana di mana, kapan, yang tidak punya pandangan hidup. Manusia itu berfilsafat. Filsafat itu ada dalam diri manusia. 

Jadi filsafat itu tidak turun atau naik derajat. Hanya saya, anda, dia, kita yang agung-agungkan filsafat dan dudukkan tidak pada tempatnya. Akibatnya hal yang ada dalam diri kita dijadikan hal asing, agung, aneh , sulit, berbelit. Kita berfilsafat, kita filsuf, setiap saat  berfilsafat karena kita hidup ini dalam kebenaran dan kebenaran itu hasil filsafat, hasil kita, ada dalam diri kita.

Nafsu untuk hidup itu membuat manusia mengusahakan, menghasilkan dan memanfaatkan alam. Nalar mencerahkan diri manusia untuk mengetahui dan mengalami alam untuk dikonsumsi. 

Naluri mendorong manusia untuk ingat sesama,  kerjasama dalam proses usaha dan hasilkan serta manfaatkan alam. Nurani sadarkan manusia bahwa diri manusia ini ada dan diadakan oleh DIRI Yang ADA, MAHA ADA. Ini filsafat. 

Lihat jagung dan suka makan. Ini dorongan Nafsu. Pikir cara tanam, pelihara, panen, olah untuk dimakan. Ini karya Nalar. Ajak sesama untuk hasilkan jagung. Ini karya Naluri. 

Syukur bahwa jagung ada dan bisa dimakan. Ini karya Nurani. Empat unsur dalam diri manusia yang terpadu menyadarkan diri kita manusia ini memampukan kita untuk hidup. Inilah filsafat. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Filsafat itu pengetahuan biasa. Filsafat itu proses berpikir dan temukan kebenaran. Filsafat itu membuat diri kita manusia segar karena seluruh unsur dalam diri kita digerakkan secara terpadu. Nafsu layu, digerakkan oleh Nalar untuk tidak menyerah. Naluri mendorong untuk bersama orang lain cari kesegaran. 

Nurani menenangkan diri kita untuk berkontak dengan Pencipta kita, TUHAN. Kalau dipahami filsafat seperti ini, di mana ganjilnya filsafat? Berhenti berpikir, berhenti berfilsafat. Orang gila pun masih berteriak waktu disakiti. Itu hasil pikiran, perasaan yang terjadi oleh daya pikir biar terhambat oleh berbagai sebab. 

Namanya orang, pasti berfilsafat. Kita bukan orang-orangan. Kita, orang, manusia, pribadi. DIA, TUHAN, Yang adakan kita,  senang lihat kita berfilsafat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun