Mohon tunggu...
Achmat Heri Dwijuwono
Achmat Heri Dwijuwono Mohon Tunggu... Penulis -

Berbagi inspirasi mendidik anak di sini: https://www.instagram.com/forumparenting/ Tinggal di Gunungkidul, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wahai Perempuan, Pandulah Lelaki Menempuh Jalan Cinta

2 Maret 2019   08:17 Diperbarui: 15 Maret 2019   15:32 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak seorang lelaki pun yang lahir dari batu | pexels.com

Wahai lelaki, jangan pilih kasih. Sayangilah semua  perempuan. Kapan saja. Dan di mana saja engkau berjumpa mereka. Perlakukanlah semua perempuan sebagai ibumu. Sebab, sejatinya setiap perempuan memang seorang ibu.

Tak seorang lelaki pun yang lahir dari batu. Cuma soal waktu dan tempat lahir saja yang membedakan lelaki yang satu dari yang lain. Namun semua lelaki lahir dari ruang penuh kasih yang sama: rahim seorang perempuan.

Wahai lelaki, jangan pilih kasih. Takzimlah kepada semua perempuan. Tak peduli ia masih dalam kandungan. Baru dilahirkan. Balita. Kanak-kanak. Remaja. Dewasa. Lanjut usia. Atau sudah disemayam dalam makam. Sebab, hanya masalah jam dan lokasi seorang bocah lelaki pernah, sedang, atau akan menyebut seorang perempuan sebagai ibunya.

Semua orang tahu. Tak ada lelaki yang sanggup menegakkan kedaulatan diri sendirian. Di balik setiap lelaki hebat, pasti ada sederet perempuan perkasa. Yang gigih bekerja dalam sunyi.

Dan, di antara semua perempuan perkasa itu, yang paling terselubung rahasia di mata manusia tentulah ibunya. Perempuan yang telah merajut harapan terbaik dalam doa yang berdegup tak pernah henti. Sejak bahkan sebelum ada satupun manusia lain yang menyadari bakal lahirnya seorang lelaki calon penghadir maslahat besar di alam semesta ini.

Wahai perempuan, jangan pilih kasih. Jadilah ibu bagi semua lelaki. Sebab hanya engkau yang mampu memberikan cinta sejati. Dalam tak terukur. Luas tanpa tepi. Terus-menerus. Abadi.

Wahai perempuan, kuatkanlah hati. Abaikanlah lelaki yang begitu bebal. Menggunakan kasihmu yang tak sudah-sudah itu justru sebagai senjata. Untuk menikam jantung. Bukannya untuk dicermati. Diresapi. Dan diterimakasihi dengan menghadir rasa sayang yang sepadan. Atau lebih agung.

Abaikanlah, meski nyeri menyayatmu begitu pedih. Bertahanlah, walau ubun-ubunmu sudah membara api. Jangan pernah menyerah,  betapapun gigimu telah sangat lama gemeretak.

Wahai perempuan, gigihlah menjadi guru sejati. Tak guna mengutuk lelaki bodoh. Kutukan hanya membuat telinga jadi pekak. Dan hati menjelma batu. Bersetialah menjadi pemandu sejati. Sebab kebodohan adalah gulita. Yang pasti lenyap dengan sendirinya saat ilmu datang mencahayai.

Wahai perempuan, kuatkanlah tekadmu. Bersikukuhlah memperlakukan semua lelaki sebagai anakmu sendiri. Jangan pernah kaupersilakan lelaki membuaimu dengan bujuk-rayu. Untuk membuatmu melulu terlena.

Jangan pedulikan apapun yang telah, sedang, dan akan terjadi padamu. Buruk atau baik, semua itu tak akan mengubah takdirmu. Bahwa Sang Maha Kuasa menciptamu untuk menjadi seorang ibu. Bukan seorang pesakitan seumur hidup. Bukan pula seonggok daging binal semata pemuas nafsu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun