Pekanbaru, 2025 --- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatatkan tren pelemahan dalam beberapa hari terakhir. Setelah menyentuh level psikologis 7.000 beberapa waktu lalu, IHSG kini terus menurun hingga berada di bawah level 6.900. Koreksi ini mencerminkan tekanan yang tak hanya berasal dari sentimen domestik, tetapi juga dari kondisi global yang sedang tidak menentu.
Penurunan IHSG: Fakta dan Angka
Dalam tiga hari perdagangan terakhir, IHSG telah kehilangan hampir 200 poin, membuatnya terkoreksi lebih dari 2% dalam seminggu. Saham-saham unggulan, termasuk sektor perbankan dan energi, menjadi korban dari tekanan jual besar-besaran, sementara saham-saham lapis kedua pun tak luput dari sentimen negatif.
Analis pasar menilai bahwa penurunan IHSG kali ini bukan semata karena kinerja fundamental emiten, melainkan lebih disebabkan oleh:
1. Aksi ambil untung (profit taking) pasca reli panjang di awal kuartal kedua.
2. Outflow asing secara konsisten dalam 10 hari terakhir.
3. Kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga global sebagai respons terhadap inflasi yang membandel di AS dan Eropa.
4. Ketidakpastian ekonomi Tiongkok sebagai mitra dagang utama Indonesia.
Dampak Geopolitik Global: Efek Domino
Ketegangan geopolitik yang masih berlanjut di kawasan Timur Tengah dan Laut Cina Selatan ikut menambah sentimen negatif. Konflik yang belum juga mereda mendorong lonjakan harga minyak dunia, membuat biaya produksi melonjak di berbagai sektor industri. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung menggerus ekspektasi pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Sementara itu, di pasar global, bursa saham utama seperti Dow Jones, Nasdaq, dan Nikkei juga mengalami tekanan, membuat investor cenderung menghindari aset berisiko di pasar negara berkembang seperti Indonesia.