Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pembinaan Persiapan Perkawinan, Kunci Mengatasi Tantangan dalam Perkawinan

15 Mei 2023   09:52 Diperbarui: 25 Mei 2023   12:00 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pernikahan yang diakui secara hukum. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com) 

Perceraian bukanlah hal yang diinginkan oleh siapa pun dalam perkawinan. Namun, perceraian sudah menjadi salah satu isu sosial yang cukup kompleks dalam masyarakat modern. 

Banyak pasangan di seluruh dunia menghadapi keputusan sulit untuk mengakhiri perkawinan mereka. Pada beberapa kasus, perceraian dapat menyebabkan konsekuensi emosional, finansial, dan bahkan sosial yang serius bagi semua anggota keluarga yang terlibat.

Banyak pihak telah berupaya memberikan solusi dan pendekatan yang berbeda untuk mencegah adanya perceraian. Salah satu pendekatan yang perlu dipertimbangkan adalah Pembinaan Persiapan Perkawinan. 

Pembinaan Persiapan Perkawinan sebenarnya memiliki potensi besar dalam membantu pasangan calon pengantin menghadapi tantangan yang akan dihadapi dalam pernikahan juga untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh perceraian. 

Oleh karena itu, Pembinaan Persiapan Perkawinan diperlukan sebab perkawinan bukanlah perkara yang mudah. 


Pengenalan pasangan tidak cukup jika hanya bermodalkan pengalaman saat pacaran. Itu yang saya alami selama menjalani bahtera rumah tangga bersama suami saya. 

Baca juga: Fix Tempe No Debat

Ya memang benar dunia perkawinan ternyata tidak seindah seperti dalam dongeng dan juga kisah manis nan romantis dalam drama. Ada perubahan signifikan dalam dinamika hubungan dua manusia yang dipersatukan dalam ikatan perkawinan. 

Seiring dengan pergeseran budaya dan nilai-nilai sosial, hubungan antara pasangan suami-istri menjadi semakin kompleks. 

Pasangan seringkali menghadapi tekanan dan konflik yang tidak terduga, seperti masalah keuangan, perbedaan nilai-nilai, komunikasi yang buruk, dan kesulitan dalam menghadapi peran dan tanggung jawab dalam pernikahan.

Dalam Gereja Katolik umat yang akan menerima Sakramen Perkawinan diwajibkan untuk mengikuti PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) dua bulan sebelum hari perkawinan. 

PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) yang saya ikuti bersama suami selama tiga hari berturut-turut sangat membantu untuk mengatasi permasalahan yang kami temui dalam rumah tangga karena materi yang kami pelajari relevan dengan kehidupan yang akan kami jalani nantinya setelah perkawinan. 

Kami dan peserta PPP lain belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik dengan bijaksana, kesehatan alat reproduksi, mengelola keuangan secara bersama-sama, panggilan menjadi orang tua, moralitas dan spiritualitas perkawinan.

Tidak hanya itu, membangun fondasi yang kuat untuk kehidupan perkawinan. Kursus atau pembinaan seperti ini dapat menyediakan ruang yang aman bagi pasangan untuk menjelajahi nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan pasangan secara terbuka dan jujur sebelum memasuki perkawinan.

Tahapan selanjutnya setelah melewati PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) adalah Penyidikan Kanonik. Salah satu tujuan Penyidikan Kanonik adalah untuk mengetahui apakah pasangan yang akan menikah sudah mengetahui kepribadian masing-masing. 

Tahapan ini seperti sebuah refleksi perjalanan hidup, mulai dari mengenal pasangan hingga memutuskan untuk menjalani sisa hidup dengannya. Saya masih ingat pertanyaan Sang Pastor ketika itu, "Mengapa kamu menyukai pasanganmu?" saya menjawab dengan mudah "karena dia penyayang, sangat menyayangi mamahnya." 

Pertanyaan selanjutnya "Bagaimana bila nanti setelah menikah dia lebih memilih dan menyayangi ibumu daripada kamu?" jujur saya kesulitan menjawab karena kalau saya jawab tidak apa-apa ya masa sich ga apa-apa, kalau saya jawab saya keberatan ya masa sih anak ga boleh sayang orang tuanya sendiri. 

Akhirnya ya saya hanya bisa tersenyum tersadar pertanyaan tersebut benar-benar menjadi bahan perenungan bahwa dalam hubungan perkawinan tidak hanya aku dan kamu.

PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) bagi saya sangat berguna karena kami selalu diingatkan agar  merawat hubungan perkawinan dengan baik; menjalin komunikasi, open minded dengan segala kondisi, memupuk pengertian yang mendalam.

PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) adalah langkah yang sangat penting dalam upaya mencegah perceraian dan membangun hubungan yang sehat. 

Dengan memberikan pasangan calon pengantin wawasan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan perkawinan, kursus seperti ini dapat mengurangi risiko konflik dan meningkatkan komunikasi yang sehat. 

Kursus persiapan perkawinan bukanlah tanda kelemahan dalam hubungan, tetapi merupakan upaya proaktif untuk membangun fondasi yang kokoh.

Dalam menghadapi kompleksitas pernikahan modern, investasi dalam persiapan perkawinan ini dapat membawa dampak positif dalam mengurangi angka perceraian dan memperkuat ikatan emosional dan komitmen di antara pasangan apalagi jika kursus ini dapat diakses secara luas dan dianggap penting oleh masyarakat.

Walaupun PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) tidak sepenuhnya dapat mencegah perceraian namun, dengan kegiatan tersebut dapat mengurangi dampak perceraian. 

Kursus seperti itu memberikan wawasan dan dukungan kepada pasangan yang sedang menghadapi situasi yang sulit. Kursus ini dapat membantu dalam proses pemulihan emosional, membimbing dalam mengelola hubungan dengan mantan pasangan, dan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan. 

Dalam hal ini, PPP (Pembinaan Persiapan Perkawinan) berfungsi sebagai sumber informasi dan panduan praktis untuk membantu pasangan mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh perceraian agar terus berkomunikasi, beradaptasi, dan berkembang.

Apalagi sebagai pasangan yang saling mendukung, berkolaborasi, mendapat dukungan profesional serta keluarga dan juga komitmen yang kuat dari kedua belah pihak dalam mengatasi dan mengurangi dampak perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun