Mohon tunggu...
Bastian Jabir Pattara
Bastian Jabir Pattara Mohon Tunggu... -

KENAPA HARUS BELAJAR MENDENGAR?\r\n\r\nDalam mempelajari ilmu komunikasi, banyak manfaat yang didapatkan dalam mengelola hidup kita, mulai dari pengembangan diri sendiri, membina hubungan harmonis dengan keluarga, membangun relationship dengan lingkungan kita, dan meningkatkan kinerja dalam organisasi, institusi dan perusahaan dimana kita berada. \r\n\r\n\r\n\r\nSemua itu dapat terjadi karena 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi, komunikasi yang dimaksud adalah membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Menurut penelitian Rankin (1926), urutan bentuk komunikasi tersebut, terdiri dari 42% mendengar, 32% bercakap, 15% membaca, dan 11% menulis.\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nMelihat dari data diatas, selayaknya manusia lebih banyak menggunakan kecerdasan mendengarnya, daripada kecerdasan berbicara, akan tetapi apa yang terjadi sekarang ini, seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan public speaking, MC, pelatihan retorika untuk menjadi orator handal, dan lain-lain, banyak menjamur demi meningkatkan kecerdasan berbicara, tetapi pencerahan mengenai kecerdasan mendengar, jarang atau bahkan tidak pernah kita temukan, untuk itu blog ini hadir untuk sedikit memberikan pencerahan mengenai manfaat, tips dan trik bagaimana mendengar efektif.\r\n\r\nSemoga bermanfaat!\r\n\r\nSalam Mendengar.\r\n\r\nBastian Jabir Pattara\r\n(bastian_jabir@yahoo.com #mobile +6285.220.660.999)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendengar Vs Mendengarkan-01

1 April 2014   19:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:13 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mendengar Vs Mendengarkan

Seorang Ibu yang sangat mengkhawatirkan kondisi perkembangan anaknya, mengutarakannya kepada Suaminya.

Ibu: Pa', saya mulai khawatir dengan perkembangan anak kita, akhir-akhir ini dia slalu murung dikamarnya.

Suami: Ooo (jawab seadanya, sambil menonton bola club kesayangannya di layar TV)

Istri: Kalau dia begini terus, bisa-bisa dia tidak konsentrasi belajar

Suami: siapa Bu? (tanya suami, yang wajahnya tetap menghadap ke TV)

Istri: jadi, dari tadi Papa tidak MENDENGARKAN Ibu? Papa ini bagaimana sih, anak kita Pa' (dengan intonasi yang sangat tinggi & muka yang merah)

MENDENGAR dengan MENDENGARKAN adalah dua hal yang berbeda, kondisi suami diatas tentu MENDENGAR apa yang disampaikan istrinya, akan tetapi, Ia tidak MENDENGARKAN-nya.

MENDENGAR adalah proses kerja fisik telinga yang menerima gelombang suara, sedangkan MENDENGARKAN adalah tahapan selanjutnya dari proses mendengar, yaitu proses untuk memaknai, memahami, dan mengolah pesan yang didengarkan dari pembicara.

Mendengarkan adalah salah satu cara berkomunikasi yang paling efektif untuk mempengaruhi org lain. Orang yang senang mendengarakn adalah teman terbaik bagi orang lain untuk berbagi perasaan & rahasia, sehingga apapun yang diinginkan setelah mendengarkan, kemungkinan besar akan dipenuhi oleh orang yang telah didengarkannya, termasuk mengikuti saran yang diberikan kepada-nya.

Ada dua hambatan besar yang membuat kita SULIT MENDENGARKAN. Pertama, Pementingan Diri Sendiri. Orang yang mementingkan diri sendiri, cenderung memandang enteng orang lain, merasa diri lebih dibandingkan orang lain, oleh karena itu lebih berhasrat didengarkan daripada mendengarkan, lebih mendominasi pembicaraan, melakukan interupsi, dan mengubah topik pembicaraan secara sepihak. Saat orang lain berbicara kita tidak menyimak (mendengarkan), malah berpikir tentang apa yang akan kita sanggahkan untuk menimpali apa yang dikatakan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun