Mohon tunggu...
Pretty Woman
Pretty Woman Mohon Tunggu... Konsultan - Wanita

Tertarik dengan fenomena sosial dan film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tidak Ingin Memiliki Anak

7 Agustus 2018   23:43 Diperbarui: 10 Agustus 2018   02:50 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil gambar untuk kepura-puraan (capslocknet.com)

Jika aku ceritakan maka sebagian orang akan beranggapan bahwa aku "tidak normal"

tapi sampai dimana batas ketidaknormalan itu?

baiklah akan aku kupas melalui artikel ini.

Untuk beberapa alasan dunia dan isinya sangat menyenangkan, perasaan senang yang kita kerjakan berhasil, perasaan bahagia melihat orang tua kita tertawa, perasaan bahagia liburan kesana kemari, perasaan puas dapat membeli baju yang kita sukai dengan potongan harga di dalamnya, merasa dicintai tanpa syarat oleh saudara seibu sebapak, bahkan merasa sangat dihormati oleh seseorang yang kita suka.

Untuk beberapa alasan lainnya, dunia ini penuh dengan kesia-siaan. Sampai hari ini aku bertanya kepada banyak orang yang aku percaya, mengenai alasan Tuhan menciptakan dunia dan segala isinya. 

Dunia yang kutahu itu sakit, banyak hal tidak penting terjadi. Aku merasa manusia itu robot. Dalam pandanganku, semua rasa suka dan duka setiap orang itu sama nilainya. Ini teoriku, Allah adalah pribadi yang maha adil bukan? maka tidak mungkin Dia memberikan suka dan suka dalam nilai yang berbeda kepada setiap orang.

Kau ingin menjadi siapa di dunia ini? 

Artis terkenal sekelas Brad Pitt? Well... aku ngak akan mengomentari kehidupan keluarganya, hanya saja apakah terbayangkan betapa tidak enaknya menjadi Brad Pitt, untuk makan ke tempat tertentu dia tidak sebebas kita, tapi dia bisa bebas memilih menu. Untuk buang angin di tempat umum juga ngak bisa, walau pasti dia buang angin lah haha. 

Membayangkan tekanan yang harus dihadapi Super aktor dan aktris. Psti berat menjadi mereka, harus hidup diatas ekspektasi orang.  Betapa mereka kesepian, karena hanya bisa mempercayai beberapa orang. keluarga sekalipun bisa berubah atas nama uang. hidup seperti itu tidak keren menurutku. Seperti yang keanu Reeves pernah bilang "aku adalah mikey mouse, tidak ada yang tahu siapa aku di balik topeng"... Statement yang sangat dalam menurutku.

Dunia ini sakit, dan terkadang aku sakit dibuatnya.

Pengusaha, sebut saja Elon Musk. di Dunianya yang sangat canggih dan modern, dia juga kesepian. Aku ngak tahu secara pasti, hanya membayangkannya saja melalui majalah online. Mengupas tentang kehidupan pribadinya yang miris, Bapaknya menikahi anak angkatnya sendiri A.K.A (Alias) saudara tiri Elon Musk. 

Dia menikahi seorang wanita yang pada akhirnya menerbitkan buku mengenai kehidupan pernikahan mereka. Mantan istrinya berkata bahwa Elon Musk memperlakukan dia sebagai pajangan, dibawa kesana kemari namun tidak ada cinta. 

Dua jenis pekerjaan tadi telah membawa Brad Pitt dan Elon Musk dalam posisi harta berlimpah. Apa yang kurang? mobil, uang, anak, wanita cantik, harga diri, hormat, kagum, kegilaan cinta dari fans, nama besar di dunia. 

Sekilas itu wah, tapi tidak buatku. Aku menganggapnya hanya sebagai kesia-siaan. Semua itu tidak abadi, mereka akan segera meninggalkan dunia ini secara permanen dan kita yang masih diizinkan hidup akan mengenangnya dalam bentuk sejarah. Just it... Mereka dan aku tidak berbeda, saya dan kamu tidak bebeda. Sia-Sia.

Dunia ini sakit, telah menempatkan dua orang dalam satu rumah tangga.

Ini yang menurutku sakit, Kepura-puraan. entah sudah berapa banyak teman di media sosial yang memampangkan hidup harmonis bersama pasangannya, lpadahal secara gamblang (entah dia ngak bisa mengoperasikan media sosial dengan benar atau memang ingin masalahnya terkespos) banyak yang bertengkar di media sosial, saling membuka aib. 

Aku pernah melihat suami temanku mengorder wanita panggilan (itu akun palsu yang dibuat untuk memeras lelaki hidung belang) sampai mengirimkan foto alat kelaminnya, temanku membela suaminya dengan berkata bahwa akun suaminya di retas oleh orang tidak bertanggungjawab. Kita yang lihat ngak bego lah, emang suaminya ngorder wanita panggilan dari media sosial. 

Atau temanku yang lain, baru memiliki anak. Pisah ranjang dengan suaminya, kemudian memposting video anaknya. Anaknya baru berusia 2 tahun, temanku memerintahkan anaknya untuk berkata :

" Bapak kurang ajar ". 

Atau aku melihat temanku yang sangat harmonis di sosial media, tapi aku tahu suaminya selingkuh dengan teman baiknya, mereka kerap tertangkap basah jalan berdua makan bakso di tempat biasa aku makan. Aku jijik, aku marah, tapi tidak sedikitpun terlihat di raut wajahku. kita tetap berteman dan kubilang dalam hati "itu bukan urusanku".

Maka aku sedang memikirkan terori yang menurutku paling masuk akal, Dunia ini sakit dan aku tidak ingin sesuatu yang sangat aku sayangi dan cintai dan keluar dari tubuhku merasakan apa yang dunia ini rasakan. 

Dulu aku berfikir, anak ku akan aku sekolahkan dan yang kupusingkan adalah membagi waktu antara pertujukan drama anak perempuanku vs permainan bola anak laki-laki ku. Dulu impian itu terasa dangat sempurna, namun sekarang tidak begitu menarik lagi. 

Dunia yang sakit ini, penuh kesia-siaan dan penuh kepura-puraan. Kalaupun aku bekerja keras sehingga menjadi sangat kaya, sehingga anakku tidak harus merasakan susahnya cari kerja, susahnya jadi wanita yang bukan berlabel PNS mencari jodoh, susahnya punya teman yang penuh drama. 

Mereka akan mengalami kesusahan dalam mempertahankan sesuatu, susahnya dalam mencari teman yang asli, terlebih susahnya mencari arti hidup di dunia ini.

Aku sering bertanya mengapa Tuhan menciptakan dunia yang seperti ini, penuh drama. namun jika dunia begitu flat, kurasa dunia tidak semenarik sekarang. Aku mempertanyakannya dan tidak ada yang menjawab. 

Mungkin sebelum kita dilahirkan, kita memohon kepada Tuhan untuk diizinkan menjadi manusia dan merasakan apa yang dunia ini rasakan, namun begitu menjalaninya kita lupa terhadap permintaan kita itu beserta konsekuensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun