Mohon tunggu...
Beina Prafantya
Beina Prafantya Mohon Tunggu... Guru - Editor, Penggiat Pendidikan, Istri, Ibu Satu Anak

Saya mencintai dunia pendidikan dan pengembangannya, tertarik dengan dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Change Management

26 September 2022   23:08 Diperbarui: 26 September 2022   23:09 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran Design Thinking versi pemahaman saya (Dokpri)

Kita lupakan kokology karena inti dari sesi tersebut adalah menggambarkan citra diri. Tepatnya, dibahas bagaimana kita menggambarkan diri kita. Cara kita menggambarkan diri kita adalah hal penting sebelum menggambarkan citra organisasi kita. Jika kita tidak mengenal bagaimana diri kita, bagaimanakah kita mengenal organisasi kita? Konon, cara kita melihat diri kita adalah kunci menuju perubahan. Begitu kata Trainer-nya.

Design Thinking

Apa pula ini?

Design thinking adalah satu proses berpikir tentang perubahan. Dalam konsep ini, perubahan dibentuk oleh satu proses berpikir yang terus menerus digambarkan seperti angka delapan yang rebah seperti simbol infinity.  Kiranya, gambarnya seperti yang saya sisipkan ini.  Jika diperhatikan, bukan hanya kisah Glenn Friedly yang tak berujung, proses berpikir ini pun tampak berputar-putar terus tanpa ujung.

Gambaran Design Thinking versi pemahaman saya (Dokpri)
Gambaran Design Thinking versi pemahaman saya (Dokpri)

Ya, mungkin itulah proses. Dalam semua teori tentang proses di bidang mana pun yang pernah saya pelajari, proses itu berasal dari input yang menghasilkan output. Lalu, output itu akan menjadi input baru untuk diproses dan menghasilkan output lain lagi. Terus saja begitu dan begitu. Namun, ini hanya konsep saja. Praktisnya adalah bahan baku apa yang menjadi input lalu diproses, dia akan menghasilkan output tertentu yang jika output itu menjadi input baru lalu diproses lagi, tentu dia akan menjadi output yang baru juga. Output pada proses pertama logikanya akan berbeda dengan output kedua. Bisa jadi lebih baik atau lebih buruk. Lalu, bagaimana jika output pertama dan kedua sama saja? Berarti, tidak terjadi perubahan, kan? Perlu dicek, sepertinya. Mungkin saja input pertama tidak diproses sedemikian rupa sehingga output tidak berbeda dengan inputnya. Artinya, kunci dari perbedaan output itu adalah input yang diproses sedemikian rupa.

Sepertinya penjelasan ini agak memusingkan, ya. But it means, we are at the same boat. Kita sama-sama pusing karena terus berputar-putar memang pasti menyebabkan kepusingan.

So, what is the relation between design thinking and change management?

Nah, bagian ini makin serius. Jadi, mari kita lihat lebih lanjut teori tentang prinsip perubahan. Trainer rupanya mengambil teori delapan prinsip perubahan dari John P. Kotter dalam buku Leading Change.

Pertama, menciptakan urgensi untuk berubah. Di dalam prinsip inilah tidak sekonyong-konyong trainer memberikan pandangannya dengan menggunakan konsep design thinking yang berputar-putar tadi. Berubah menjadi suatu keniscayaan dalam organisasi. Perubahan menjadi satu ciri mutlak yang menunjukkan kondisi kesehatan organisasi. Organisasi yang sehat akan senantiasa bersikap dinamis. Ia takkan berpuas diri dengan sebuah capaian. Ia akan terus mencari cara untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sehingga tetap mampu menunjukkan agility-nya.

Kedua, membangun koalisi yang kokoh. Koalisi terdekat dibangun antar-anggota tim. Jika sebuah tim kokoh, goncangan sekuat apa pun tidak akan menggoyahkannya. Mungkin kokohnya seperti beton buatan Wika atau menhir buatan Obelix di negeri Galia. Dalam hal ini, kokohnya tim dibangun dengan komitmen bersama. Di sinilah diuji keterampilan seorang pemimpin. Ia harus andal dalam membangun belief sehingga semua anggota tim benar-benar memahami arah dan target organisasi. Singkatnya, pemimpin harus memiliki kecakapan untuk membuat setiap orang paham dan setuju komitmen tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun