Mohon tunggu...
Beatrix Cendana
Beatrix Cendana Mohon Tunggu... Dokter - All about articles

Berkarya dalam diam, menyatu dalam alam, hanyalah seorang wanita biasa yang menyukai hal luar biasa, hobi menulis dan melamun mencari inspirasi. -Jakarta dan Seattle-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sang Audrey Demi Negara

1 Mei 2015   20:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

CITRA CANTIK : Indonesian Blog Competition

TEMA LOMBA : Citra Cantik Indonesia

Audrey (27), begitulah sapaan akrab dari wanita cantik yang memiliki nama lengkap Maria Audrey Lukito. Cita-citanya yang tertanam sejak kecil membuatnya selalu berpikir bagaimana bersikap kritis dalam mewujudkan Indonesia nan Jaya suatu hari nanti. Mungkin kita bertanya-tanya apa yang membuat seorang Audrey menjadi sosok inspiratif di tulisan saya kali ini yang bersumber dari kisah nyatanya? Ia adalah salah satu orang yang memiliki daya juang yang tinggi maupun semangatnya yang tak pernah padam., meskipun usahanya inilah awal harapannya demi membangun negara ini.

Keyakinannya untuk membangun negara ini telah membawanya sebagai generasi muda yang berprestasi. Bayangkan, dalam rentang usianya yang menginjak 10 tahun 11 bulan, ia berhasil memecahkan rekor MURI untuk nilai TOEFL Internasional tertinggi, 573. Kemudian di usianya yang 12 tahun, Audrey berhasil menyelesaikan ujian DELF (Diplome détudes en langue francaise- Diploma Bahasa Perancis) dengan skor tertinggi untuk usianya saat itu.

Dari usaha putrinya inilah sang Ayah selalu berharap Audrey dapat diterima di perguruan tinggi yang mampu menyiapkan fasilitas lebih baik. Ayahnya, Budi Lukito berusaha mengirimkan E-Mail ke bagian akademik di Singapore namun dari pihak Singapore mengutus untuk menyarankan Audrey bersekolah di Amerika Serikat dikarenakan fasilitas yang tersedia lebih memenuhi syarat untuk Audrey yang cemerlang dalam berbagai bidang akademis. Setelah menuliskan berbagai essay dalam bahasa inggris mengenai cita-cita ke depannya yang sebenarnya Audrey berharap tidak banyak orang mengetahuinya (dengan alasan orang-orang akan menyepelehkan cita-cita sang Audrey untuk membangun negara ini), ia pun akhirnya diterima di universitas di Virginia. Sang Ayah pun berharap Audrey dapat menikmati pendidikannya di luar negeri dan dengan perlahan melupakan impiannya untuk berkarya di tanah airnya.

Semester pertama di Virgina dilalui oleh Audrey dengan berbagai tantangan, faktor cuaca yang terutama di kala salju menjelang. Mungkin banyak orang berpikir betapa indahnya salju, tapi baginya ini terasa seperti hal yang berat karena menghambat berbagai aktivitas. Jalan pun menjadi licin dan perjalanan akan menjadi terasa sulit. Ia pun mulai menjalani hidupnya sebagai mahasiswi yang memilih berbagai jurusan, Ilmu Politik, Sejarah Dunia, dan terutama fokusnya pada fisika karena ia menyukai berbagai fenomena alam yang terjadi di dunia ini.

Tak lama baginya untuk menyesuaikan diri di negeri tersebut apalagi ia mulai memiliki banya teman yang tersebar dari berbagai negara. Seringkali Audrey mendapatkan pertanyaan mengenai seperti apa Indonesia itu dari teman-temannya bahkan rasa penasaran mereka bertambah saat ingin mengetahui bagaimana bentuk percakapan antara Audrey dan ortunya dalam bahasa Indonesia. Menurut pendapat mereka, bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah dan pastinya hal ini membuat jiwa patriotisme Audrey menjadi lebih tinggi untuk memperkenalkan Indonesia ke mancanegara.

Selain itu, bicara soal ketekunan memang Audrey sangat cocok untuk dijadikan tolak ukur bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang rata-rata berasal dari negara yang berkecukupan ilmu maupun fasilitas. Bagi dirinya, ia dilahirkan dari negara yang masih minim fasilitas dan akar pengetahuan, maka dari itu, setiap kesempatan yang ada ia usahakan agar mendapat ilmu sebanyak mungkin dan hal ini tak pernah boleh terlewatkan.

Ketekunan inilah membuat sang profesor salut akan prestasi gemilang yang diraihnya dan pertanyaan yang kadangkala dilontarkan kepadanya adalah Indonesia itu apa dan bagaimana deskripsinya mengenai Indonesia. Dengan cerdas dan berbekal pengetahuan sejarah yang ia garap sejak SD, ia pun menjawab secara singkat dan jelas mengenai eloknya ragam budaya Indonesia.

Rasa penasarannya pun kembali hadir saat ia ingin mengejar mimpinya untuk segera kembali ke tanah air dan menerapkan ilmunya di negaranya yang tercinta. Setelah menempuh pendidikan fisika selama tiga tahun, Audrey pun berhasil meraih ijazah S1 dengan gelar summa cum laude di umurnya yang masih belia, 16 tahun. Setelah kembali ke Indonesia, ia ingin segera terlibat dalam kontribusi untuk negaranya. Baginya percuma menjadi jenius jika tidak bisa berbuat hal lebih untuk negaranya. Saat itu ia mulai berbagi pengetahuannya dengan menuangkannya dalam bentuk buku dan untuk rencana ke depannya, ia ingin bersekolah kembali dan bertemu dengan banyak sahabat-sahabat dari negara lain. Meskipun demikian, ia tidak akan pernah melupakan akar-akar leluhur dan dari mana ia berasal. Negara yang menghadirkan Pancasila sebagai ideologi dari Indonesia yang telah ia pelajari dari pelajaran kesukaannya, PPKn.

Tujuannya ia ingin menumbuhkan rasa patriotisme di kala anak-anak Indonesia dan memperjuangkan mimpi untuk terus memberikan sumbangsih untuk negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun