Mohon tunggu...
RIZKY DINI ANJANI
RIZKY DINI ANJANI Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Puan

Yang hidup bebas di puisi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tempat Kerja Baru

16 Juni 2020   22:53 Diperbarui: 16 Juni 2020   22:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Krek... krek... krek...

Suara detik jam yang berjalan dengan suara nyaring. Mungkin karena sekarang semua orang tengah pergi keluar untuk ishoma sebab jam menunjukkan pukul dua belas lewat sepuluh menit. Aku kembali fokus dengan pekerjaanku. Aku baru beberapa hari bekerja disini, maka aku tak ingin membuat kesalahan sedikitpun diawal bekerja. 

Suara jam dinding kini beradu dengan suara jemariku yang mengetik. Situasi itu berlansung sebentar saja. Aku menghentikan jemariku kala merasa di arah jendela yang ada di brlakangku seperti ada suara benda yang dilempar mengenai kaca. Aku melihat tak ada siapapun di luar. Apalagi di posisi itu hanya gang buntu yang jarang di lewati orang. 

Meskipun penasaran aku kembali melanjutkan pekerjaanku biar segera menyusul yang lain untuk istirahat. Tapi baru beberapa kalimat yang ku ketik, kembali aku merasa bahwa aku tak sendiri di ruangan itu. Seperti ada beberapa pasang mata yang memperhatikanku. 

Bulu kudukku meremang, ada rasa takut menyusup perasaanku. Apalagi mengingat hawa suram pertama kali aku datang kemari, semakin membuat pikiranku berpikir hal yang menyeramkan. Karena tak tahan dengan suasana seperti itu, aku memutuskan untuk pergi sholat lebih dulu.

"Ehh anak baru yang di administrasi ya!" sapa seorang karyawan dari bidang lain. Aku tahu itu dari warna id pegawainya yang berbeda dari bidangku.

"Iya mbak." Sapaku ramah.

"Ani." tangannya terulur ke arahku, maka kusambut saja degan ramah.

"Kiki mbak."

"Gimana kerja di bidang administrasi? Enak? Krasan?" tanyanya sambil kita berjalan ke arah mushola.

"Ya alhamdulillah mbak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun