"Sebaiknya terkait dengan Prodi S1 apa yang dapat dilanjutkan ke Program Profesi Insinyur", tulis anggota lain di dalam grup.Â
Mungkin maksudnya program-program studi keteknikan saja atau program studi terapan yang secara eksplisit dinyatakan sebagai sebuah program studi keteknikan di Indonesia sebagai dasar untuk dapat mengikuti Program Profesi Insinyur  di PS PPI.Â
Saya tidak membantah atau menanggapinya, akan tetapi saya kirimkan photo dari Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksaanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.Â
Pada Pasal 6, ayat (6) bagian "i" tertulis kata "Teknik Farmasi". Saya tahu bahwa hampir seluruh program studi atau Jurusan Farmasi di Indonesia tidak mencantumkan kata 'teknik' di awal kata farmasi.Â
Cukup kata "Farmasi' saja, kecuali Insintut Teknologi Bandung, yang menulis kata "Sains dan Teknologi Farmasi" untuk Jurasan Farmasi di Institut tersebut.
"Saya hanya membaca peluang, karena Industri Farmasi adalah industri besar dan terabaikan di Indonesia", sahut saya dalam tulisan. " Jika Insinyur berperan di dalam industri farmasi , maka bukan tidak mungkin Indonesia akan merajai industi farmasi di ASEAN", kata saya selanjutnya.
Saya tahu benar tentang hal tersebut. Jurusan Farmasi sudah lama ada di Indonesia, Kakak saya yang  tertua adalah seorang Pharmacist yang bekerja sebagai Dosen di Jurusan Farmasi di Universitas Andalas.Â
Dia Doktor dibidang yang sama, dan Seorang Profesor yang cukup bereputasi dibidangnya. Saya mengenal baik beberapa orang Profesor Farmasi selain kakak saya di Universitas Andalas, dan seringkali berkomiunikasi dan berdiskusi dengan mereka. Sayapun sering memperhatikan cara mereka bekerja untuk menemukan obat dan bahan obat.
Demikian juga dengan, Mertua saya, Dia adalah seorang Apoteker. Selain bekerja di Apotik, dan Rumah Sakit, Beliau juga berkerja di industri farmasi di kota Padang. Mendirikan pabrik obat, dan setiap hari memproduksi obat.Â
Dia selalu mencari metode baru untuk bisa berproduksi secara efisien dan efektif di dalam memproduksi obat. Banyak hal yang telah dia lakukan, akan tidak semua yang dia bisa produksi walaupun dia mampu untuk itu. Beliau bekerja secara serius, secara mandiri ditengah-tengah persaingan dengan industri obat-obatan yang besar di Pulau Jawa.
Sayapun sering melakukan eksplorasi bahan-bahan obat mengikuti kakak saya yang bekerja sebagai Pharmacist di Universitas Andalas. Kami mencari berbagai jenis tumbuhan bahan baku obat yang dapat diproduksi menjadi obat.Â