Mohon tunggu...
Budi Christanto
Budi Christanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger at day, gamer at night

Simple man with writing as his hobby, aside from other things such as binge-watching tv series, reading books, and 24/7 non-stop gaming.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dilema Ekspor Lobster, Berkah atau Bencana?

8 Januari 2020   10:39 Diperbarui: 8 Januari 2020   10:53 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lobster adalah salah satu seafood yang lezat dengan harga yang cukup mahal. Karena primadonanya, permintaan lobster menjadi cukup besar dan membuat munculnya berbagai peternakan lobster. Belakangan ini, ada banyak kasus ekspor ilegal benih lobster yang tertangkap dengan nilai milyaran rupiah.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sendiri akan membuka peluang ekspor benih lobster. Langkah ini bertentangan dengan peraturan dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Mengapa Edhy Prabowo mencabut larangan tersebut?

Seperti yang dilansir pada blog ekosis.id, Staf Khusus Menteri Kelautan  dan Perikanan Miftah Sabri mengatakan, nantinya Indonesia dan Vietnam akan bekerja sama untuk membudidayakan benih lobster.  

Menurutnya, negara Vietnam memiliki teknologi yang sudah canggih dimana hanya Vietnam yang bisa membuat lobster yang tadinya peluang hidup hanya 1% bisa meroket sampai 70%. Miftah juga mengatakan bahwa kita bukan negara yang berdiri sendiri, maka dari itu perlu kerja sama dengan Vietnam yang ahli teknologi.

Bertentangan dengan keputusan Edhy Prabowo, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjelaskan bahwa ekspor lobster sendiri bisa menghancurkan ekosistem kelautan Indonesia.

Beliau juga menulis surat kepada Presiden RI yang berbunyi "Pak Presiden Yth, bila penyelundupan bibit Lobster (Homarrus & P Penicilatus) bisa dihentikan, gagalkan; pengambilan bibit dengan kedok untuk pembesaran maka akan hancur & runtuhlah Industri Pembesaran (bukan budidaya) Vietnam. Kurang dari 10 negara di dunia yg punya jenis lobster ini".

Presiden Joko Widodo sendiri turut buka suara dan berkata bahwa yang terpenting adalah negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, dan lingkungan hidup juga tidak rusak. 

Jadi setiap pilihan yang dipilih harus berdampak baik kepada nelayan, negara, dan lingkungan hidup. Beliau juga menambahkan bahwa jangan menilai dari satu sisi saja, harus diperiksa dari sisi lingkungan, ekonomi, dan lainnya.

Secara ringkas, ekspor lobster mungkin saja menjadi sarana meningkatkan ekonomi Indonesia dan juga kesejahteraan para nelayan. Tapi perlu juga memperhatikan dari sisi lingkungannya, jangan over-ekspor sampai lingkungan dan ekosistem lautan menjadi rusak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun