Dalam wejangan-Nya, Yesus mengajak belajar pada anak kecil. Belajar untuk menyadari kerapuhan, keringkihan, keanakkecilan dalam dirinya sehingga hanya mengandalkan pada kuasa  Allah seutuh dan sepenuhnya. Kesadaran akan kerapuhannya, membawanya pada sikap mau merendahkan diri dan bertobat, berbalik kepada Allah. Keringkihannya menjadikan diri dengan mudah terbuka, untuk mengalami campurtangan-Nya. Dan hanya yang mengalami penyelenggaraan Allah, hidupnya berubah seperti anak kecil. Hidup benar, asli tidak dibuat-buat satunya kata dengan tindakan, bening, polos, jujur, murni, suci. Mereka yang demikianlah yang terbesar, teragung, termulia dalam Kerajaan Surga.
Maukah belajar pada anak kecil, hidup benar, jujur, asli tidak dibuat-buat, polos satunya kata dengan tindakan, bening, jernih, murni, sukacita, semangat, tiada dendam gampang rujuk kembali dan suci?