Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapkah "Dipopoki" Kotoran?

23 September 2021   09:50 Diperbarui: 23 September 2021   09:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan model perutusan ini, popularitas Yesus makin tersebar luas. Cercah-cercah kebenaran semakin menampakkan diri mengusir keegelapan. Para rasul-Nya orang-orang sederhana, bukan orang intelek terdidik, tidak punya kuasa ipolkesosbudhankamnag, hanya pernah "runtang-runtung",  tinggal dan hidup bersama Yesus namun dikaruniai kemampuan mengusir setan dan menyembuhkan penyakit. Orang banyak yang mengalami karya murid-murid-Nya jadi terpesona, mengagumi-Nya.

Herodes, raja wilayah, juga mendengar segala yang terjadi itu. Herodes pun merasa cemas. Ia diingatkan kembali akan kejahatan yang pernah ia lakukan terhadap Yohanes Pembabtis. Nurani terdalamnya semakin menggugat tindakan jahatnya.  Dengan dibunuhnya Yohanes Pembabtis ia mengira masalah perselingkuhannya dengan Herodias, istri  saudaranya selesai. Kehadiran Yesus, bagi Herodes adalah Mr X , begitu mengusik luka lamanya, "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?"  

Bagi Hereodes, Yohanes punya keberanian luar biasa. Begitu lantang blak-blakan, gamblang terus terang menunjuk hidung, membuka aib dirinya. Herodes sudah kerepotan batinnya, berhadapan dengan Yohanes. Kini ia berhadapan dengan Mr X yang lebih hebat dari Yohanes, dan bisa jadi teguran-Nya jauh lebih dahsyat. Herodes tidak mau "dipopoki kotoran", dihina dan dipermalukan  oleh Mr X ini. 

Prasangka buruk terhadap Mr X telah  membuatnya enggan datang menemui-Nya. Padahal lubuk hati terdalamnya, mengajak datang kepada-Nya. Kegelisahan hati yang  mengamuk dan menggelora, semakin mendorongnya untuk   menemui Mr X. Namun ia tak berdaya mewujudkannya. Malu, gengsi, kawatir luka lama kebusukan dan kejahatan  kembali terbuka menganga.

Bagi orang beriman, berhadapan dengan Yesus, pada dasarnya berhadapan dengan Allah sendiri. Siapapun yang berada dalam kegelapan, hidup dalam kejahatan tidak akan tahan bertemu dengan-Nya. Terang tidak dapat disatukan dengan kegelapan. Kebenaran tidak dapat didampingkan dengan kesesatan. Kebaikan tidak dapat dicampurkan dengan kejahatan. Keindahan tidak dapat disandingakn dengan kekacauan. Herodes sudah mengalaminya. Kini Allah dalam Yesus, terang, kebenaran, kebaikan dan keindahan sedang kembali menggugat, siap menelanjangi dirinya.

Itu berlaku juga bagi Herodes-herodes masa kini, para penguasa busuk jahat. Siapapun dari tingkat  rumahan hingga dunia, dibidang ipolesosbudhankamnag, yang suka sewenang-wenang main kuasa, yang suka melumuri sesamanya dengan kotoran, bersiap-siaplah satu persatu akan  "dipopoki tai", dipermalukan.

Terdorongkah diri untuk datang menemui Mr X secara pribadi, untuk mengalami-Nya? Termasukkah diri sebagai yang suka main kuasa, sewenang-wenang, mereka-reka kebusukan untuk menutupi kebusukan? Maukah  memihak terang, kebenaran, kebaikan, keindahan, kehidupan? Ataukah semakin mengeraskan hati, bertegar tengkuk pada kegelapan, kesesatan, kejahatan, kebusukan? Siapkah pada saat-Nya, pelan tapi pasti diri  "dipopoki kotoran?"

Yang datang kepada-Nya , hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat,  jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun