Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maukah Menjadi Injil yang Hidup?

22 September 2021   09:35 Diperbarui: 22 September 2021   09:38 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Rabu, 22 September 2021

Luk 9:1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. 2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, 3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. 4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. 5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." 6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.

                                                    

Renungan

 Ada satu hal menarik dari dunia "pitik", ayam kampung. Sambil mengepakkan sayap, dengan suara khasnya, induk ayam memberi alarm, pertanda isyarat akan hadirnya hewan lain yang mendekatinya. Anak-anak ayam  lantas segera lari menyembunyikan diri di balik sayap-sayapnya. Induk ayam ini memiliki semacam SOP untuk melindungi "kuthuk", anak-anaknya yang masih kecil. Dengan metode "learning by doing", anak-anak ayam ini "dididik" dengan melihat teladan langsungnya bagaimana sang induk mencari makan untuknya. Mereka mesti berulang kali menirukan cara mengaisnya. 

 Dan seiring berjalannya waktu, ketika tiba saatnya melepas anak-anaknya agar berperan sebagai "dhere",  ayam remaja muda, apa yang mesti dilakukan induknya.  Pada tahap ini pun ada semacam SOP-nya. Setiap kali remaja muda  ayam ini mendekatinya,  sang induk ini mematuk dan mengusir mereka. Hal ini  berkali-kali dilakukan sang induk, sehingga remaja muda ayam itu menjadi "tahu dan sadar" diri, mesti sendiri menghidupi diri. Akhirnya luluslah mereka menjadi ayam dewasa, lepas dari asuhan induknya. Mereka menjalankan "perutusannya" sebagai ayam, sesuai dengan keayamannya.

Bacaan Injil hari ini menarasikan perutusan murid-murid Yesus. Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Yesus mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang.

Sebagaimana anak-anak ayam dididik dengan melihat langsung teladan induknya, demikian halnya dengan pendidikan Yesus terhadap kedua belas rasul-Nya. Mereka melihat dan mengalami langsung Yesus, sebagai Kerajaan Allah yang hidup.  Yesus menjadi tanda Allah yang berwajah penuh belas kasih dan murah hati. Dalam Yesus, Allah bagaikan ibu selalu tergerak hatinya, selalu siap mendekap, merangkul, melindungi, menerima, mengasihi semua anak-anak yang pernah dihidupi lewat rahimnya. 

Dalam Yesus terbukalah selubung misteri Allah sebagai Diri yang selalu "cawe-cawe", campur tangan, melibatkan diri, mengulurkan tangan kasih-Nya kepada manusia. Sekaligus dalam Yesus tampillah kemanusiaan paripurna. Yesus adalah manusia yang amat manusiawi, utuh, penuh, total dalam berelasi dengan Allah dan sesama terlebih yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Dalam Yesus relasi intim dengan Allah dan sesama menyatu tak terpisahkan. Dalam Yesus, kehidupan manusia  yang ideal menjadi real.

Dengan SOP pendidikan Yesus, hidup dan tinggal bersama,  "live in"  bersama-Nya, kedua belas rasul diutus memberitakan Kerajaan Allah. Karena terwujudnya berita Kerajaan Allah terkait  dengan penyembuhan penyakit dan kelemahan manusia, terbebasnya manusia dari kuasa jahat, kuasa kegelapan, kuasa setan, kepada kedua bela
s murid-Nya, Yesus memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk mewujudkannya. Bagaimana mereka mesti mewujudkan?

Yang pertama mereka mesti menjadikan Yesus sebagai andalan utama, bukan lainya.  "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju" Mengandalkan Yesus berarti mewujudnyatakan  relasi intim dengan-Nya dalam berelasi dengan sesamanya, "apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun