Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuasa Anda Itu Berkat atau Laknat?

26 Juni 2021   10:06 Diperbarui: 26 Juni 2021   10:11 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan narasi itu diwartakan bahwa Yesus yang penuh kuasa dalam kata dan tindakan-Nya, adalah penggenapan firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." Yesus yang kuasa, datang dari Allah. Karena begitu kasih-Nya, jadi tumbal penebus dan penyelamat manusia, untuk membawa kembali semua manusia kepada asal usul dan tujuan sejati kehidupan, yaitu Allah, Bapa semua umat manusia. Siapa pun yang menanggapi-Nya, bersama dan di dalam nama Yesus, yang lemah  kuat, yang sakit sembuh, yang miskin kaya, yang mati hidup, yang menderita sukacita,  yang papa berdaya, yang dosa diampuni, yang dibuang dirangkul, yang lapar dikenyangkan, yang haus dipuaskan, yang sendirian ditemani, yang hidup tidak mati, selamat hidup abadi. Kuasa-Nya jadi berkat.

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Bagaimana kehidupan yang kuasa? Beriman ataukah sekedar beragama? Kuasanya memberkati, menyatukan, menyejahterakan, memajukan atau memporakporandakan, memecah belah, memiskinkan, memerosotkan, mendatangkan laknat? Maukah mengalami Yesus sebagai Yang Kuasa, jadi berkat?

  Yang terberkati, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang esa, kuasa dan kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat, dan jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Berkat ilahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun